Ya Ibad ~ Jin dan Manusia diciptakan hanyalah untuk beribadah kepada Alloh Subhanahu wa Ta’ala. Yaitu, Menyembah Alloh swt tanpa sedikitpun menyekutukannya (syirik). Ini merupakan hikmah dari penciptaan manusia dan jin, hal ini ditegaskan Alloh Subhanahu wa Ta’ala dalam firman-Nya :
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku. Aku tidak menghendaki rezeki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi–Ku makan. Sesungguhnya Allah Dia-lah Maha Pemberi Rezeki yang mempunyai kekuatan lagi sangat kukuh.” (QS Adz-Dzariyat:56-58).
Marilah sampeyan lihat bagaimana Imam Ibnu Katsir rahimahuLloh menafsirkan ayat ini : “Adapun makna ayat ini adalah, bahwa Alloh menciptakan makhluq semata-mata untuk beribadah kepada-Nya saja, TIDAK BOLEH MENYEKUTUKAN-NYA. Barangsiapa yang mentaati perintah-Nya (dan menjauhi larangan-Nya), maka Dia akan membalasnya dengan balasan yang paling sempurna, sedangkan yang bermaksiat kepada-Nya, maka Dia akan mengadzabnya dengan adzab yang sangat pedih. AllOh Ta’ala juga mengabarkan bahwa Dia tidak butuh kepada makhluq, bahkan makhluqlah yang butuh kepada-Nya dalam segala keadaan mereka, Dia-lah AllOh Pencipta dan Pemberi rezeki mereka”. (Fathul Majid/19).
Adapun perintah AllOh Subhanahu wa Ta’ala yang tertinggi adalah tauhid, yaitu memurnikan ibadah hanya kepada AllOh Ta’ala semata dan menjauhi thaghut (QS.16 ayat 36), sedangkan larangan-Nya yang paling tercela adalah syirik (menyekutukan AllOh), yaitu menyamakan AllOh dengan selain-Nya dalam hal-hal yang merupakan kekhususan bagi AllOh, seperti berdo’a kepada selain AllOh, bertawakkal pada selain-Nya, menyembelih untuk selain-Nya, percaya pada ramalan dan perdukunan, berkeyakinan ada pencipta, pemberi rezeki, PENENTU DAN PEMBUAT HUKUM, yang memberikan manfaat dan mudharat, yang mengetahui perkara ghaib, selain Alloh Subhanahu wa Ta’ala.
Ini hanyalah sebagian contoh praktek kesyirikan yang ironisnya perbuatan-perbuatan tersebut ternyata banyak dilakoni oleh sebagian kaum Muslimin sendiri, bahkan sebagian perbuatan syirik yang mereka lakukan lebih parah dari syiriknya orang-orang musyrik di zaman jahiliyah dahulu, dimana mereka (sebagian musyrikin jahiliyah) hanya menyekutukan Alloh Ta’ala pada saat senang, dikala susah mereka mentauhidkan Alloh Subhanahu wa Ta’ala, sebagaimana firman-Nya :
“Maka apabila mereka naik kapal, mereka berdo’a kepada Alloh dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya; maka tatkala Alloh menyelamatkan mereka sampai ke darat, tiba-tiba mereka menyekutukan-Nya”. (QS Al-‘Ankabut:65).
Sedangkan sebagian orang yang menyekutukan Alloh Ta’ala pada hari ini, melakukannya saat senang maupun susah. Sampeyan tentu masih ingat, gempa Yogya beberapa waktu lalu yang membuat Ya Ibad bersedih, namun sesungguhnya yang lebih menyedihkan lagi adalah apa yang diberitakan oleh beberapa media massa bahwa sebagian orang yang tertimpa musibah gempa tersebut membuat janur kuning untuk dililitkan ke tubuh mereka yang katanya sebagai tolak bala’, sebagian lainnya membuat sesajen untuk jin ratu laut selatan, Nyi roro Kidul, juga sebagai tolak bala’.
Kasus lain, pada musibah pesawat Adam Air di Sulsel, sebagian orang menyembelih hewan untuk kuburan tertentu dengan harapan penghuni kuburan tersebut dapat menolong mereka dalam pencarian pesawat yang hilang, bahkan di wilayah kerajaan Islam Ternate dan Tidore terdapat suatu upacara syirik yang diwariskan secara turun-temurun yang disebut ‘selai jin’, yaitu upacara permohonan kepada jin agar dapat menyembuhkan orang-orang yang sakit ataupun permohonan lainnya. Sampeyan bisa saksikan di negeri ini, DPR tanpa sedikitpun merasa bersalah, menentukan hukum dan membuat UU yang menyelisihi Hukum dan UU (dustur) iLLahi.
Itu semua adalah perbuatan syirik kepada Alloh Subhanahu wa Ta’ala, karena yang memberikan manfaat dan mudarat, yang mampu menyembuhkan penyakit, yang mampu menolak bala’ dan menentukan hukum dan UU hanyalah Alloh Subhanahu wa Ta’ala, demikian pula permohonan do’a adalah merupakan suatu bentuk ibadah, maka jika dimohonkan kepada selain Alloh Subhanahu wa Ta’ala, maka itu adalah kesyirikan.
Sebagian orang menyangka bahwa kesyirikan hanya terjadi pada zaman primitif saja, atau hanya pada masyarakat yang masih sangat sederhana tingkat berpikir dan kemajuan teknologinya. Sangkaan ini justru diingkari oleh kenyataan yang ada, bukankah negara-negara maju yang teknologinya sangat hebat adalah negara-negara yang didominasi dengan orang-orang musyrik yang kafir kepada Alloh Ta’ala !? Bukankah dua negeri yang penduduknya paling banyak di dunia mayoritasnya adalah kaum musyrikin !?
Demikianlah keadaan manusia pada umumnya dan sebagian kaum Muslimin pada hari ini yang masih sangat dekat dengan perbuatan-perbuatan syirik yang disadari atau tidak. Oleh karenanya sudah seharusnya sampeyan menasehati keluarga sampeyan, sahabat, saudara dan orang-orang yang sampeyan cintai agar menjauhi perbuatan-perbuatan syirik serta menjelaskan betapa bahayanya perbuatan syirik ini.
Bahaya Syirik
Berikut ini beberapa bahaya syirik yg harus sampeyan ingat-ingat :
Pertama: Syirik adalah kesesatan, dosa dan kezhaliman yang paling besar. Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
“Dan ingatlah ketika Luqman berkata pada anaknya saat ia memberi pelajaran padanya, “Wahai anakku, janganlah kamu menyekutukan Alloh, sesungguhnya menyekutukan-Nya adalah kezhaliman yang besar”.” (QS. Luqman:13).
Sahabat Abdulloh bin Mas’ud radhiyalLohu’anhu mengatakan, aku bertanya kepada Rasululloh shollallohu’alaihi wa sallam, dosa apakah yang paling besar? Beliau menjawab: “Engkau menjadikan sekutu bagi Alloh, sedangkan Dia yang menciptakanmu…”. (Muttafaqun ‘alaihi).
Rasululloh shollallohhu’alaihi wa sallam juga mengingatkan para Sahabatnya akan bahaya syirik ini dalam sabdanya: “Maukah kalian aku kabarkan tentang dosa yang paling besar?”, kami (Sahabat) mengatakan: “Tentu wahai Rasululloh”, lalu beliau mengatakan: “(Dosa yang paling besar) adalah menyekutukan Alloh dan (selanjutnya) durhaka pada kedua orang tua…”. (Muttafaqun ‘alaihi dari Abu Bakroh radhiyalLohu’anhu).
Kedua: Syirik adalah penghapus amalan seseorang, apakah seorang muslim (awalnya) maupun kafir, jika berbuat syirik maka terhapuslah semua pahala yang pernah ia dapatkan dan kebaikan yang pernah ia kerjakan, Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
“Dan sungguh telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) sebelummu, “Jika kamu menyekutukan (Alloh), niscaya akan terhapus amalmu dan pasti kamu termasuk orang–orang yang merugi”.” (QS. Az-Zumar:65).
Syirik adalah Kekafiran yang paling besar. Para pelaku syirik menyangka bahwa mereka telah mengumpulkan pahala dengan sholat, zakat, puasa, umroh dan pergi haji, tersenyum, ber-dakwah dan amal-amal sholeh lain sebagainya. Tetapi sayangnya apa yg mereka lakukan tersebut sama sekali tidak dilirik oleh Alloh swt. Sama sekali tidak diperhitungkan oleh-NYA. Mereka bangkrut, tak mendapatkan apa-apa. Amal sholeh mereka sia-sia bak fatamorgana belaka.
"Dan orang-orang kafir amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu dia tidak mendapatinya sesuatu apapun. dan didapatinya (ketetapan) Alloh disisinya, lalu Allah memberikan kepadanya perhitungan amal-amal dengan cukup dan Alloh adalah sangat cepat perhitungan-Nya." (QS An-Nur: 39)
Ketiga: Jika seorang mati sebelum ia bertaubat dari dosa syirik, maka Alloh Subhanahu wa Ta’ala tidak akan pernah mengampuni dosanya untuk selama-lamanya, sebagaimana firman-Nya :
“Sesungguhnya Alloh tidak mengampuni dosa syirik, dan mengampuni dosa yang lebih ringan dari syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa menyekutukan Alloh, sungguh ia telah sesat dengan kesesatan yang jauh.” (QS. An-Nisa’:116).
Keempat: Seorang yang mati dalam keadaan musyrik diharamkan masuk surga, maka tempat kediamannya kelak pasti di neraka jahannam dan kekal di dalamnya untuk selama-lamanya ia merasakan adzab yang sangat pedih, Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
“Sesungguhnya barangsiapa yang menyekutukan Alloh, sungguh Alloh haramkan baginya surga dan tempatnya adalah neraka, dan tidaklah ada bagi orang-orang zhalim itu seorang penolong pun.” (QS. Al-Maidah:72).
Kelima: Orang-orang musyrik adalah makhluq yang paling hina yang pernah tercipta di dunia dan akhirat, bahkan mereka lebih hina dari binatang ternak, firman Alloh Subhanahu wa Ta’ala :
“Sesungguhnya orang-orang kafir dari ahli kitab (Yahudi dan Nashrani) dan orang-orang musyrik (akan masuk) neraka jahannam kekal di dalamnya. Mereka adalah seburuk-buruk makhluq.” (QS Al-Bayyinah:6)
“Atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami? Mereka itu tidak lain hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu).” (QS. Al-Furqon:44).
Keenam: Syirik adalah sebab kebinasaan dan musibah serta malapetaka yang menimpa manusia, bahkan sebab kehancuran alam semesta ini, Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
“Dan mereka berkata, “(Alloh) Yang Maha Penyayang mempunyai anak.” Sesungguhnya (dengan perkataan itu) kamu telah mendatangkan suatu perkara yang sangat mungkar, hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu, dan bumi terbelah, serta gunung-gunung runtuh, karena mereka mendakwakan Alloh Yang Maha Penyayang mempunyai anak.” (QS. Maryam:88-91)
Rasululloh shallallahu’alaihi wa sallam bersabda: “Jauhilah tujuh perkara yang membinasakan, Beliau ditanya, wahai Rasululloh apakah tujuh perkara yang membinasakan itu? Beliau menjawab: Menyekutukan Alloh, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan Alloh kecuali dengan haq, memakan harta anak yatim, memakan riba’, lari dari medan perang (jihad), menuduh berzina wanita mu’minah padahal dia tidak tahu menahu (dengan zina tersebut)”. (HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairoh radhiyalLohu’anhu).
Ketujuh: Diharamkan seorang musyrik untuk menikahi wanita muslimah, demikian pula sebaliknya, seorang muslim diharamkan menikahi wanita musyrikah, Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
“Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang Alloh mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Alloh menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran.” (QS. Al-Baqoroh:221).
Kedelapan: Tidak boleh mendoakan orang yang mati dalam keadaan musyrik meskipun keluarga terdekat, bahkan keluarga para Nabi sekalipun, sebagaimana Rasululloh shallallahu’alaihi wa sallam dilarang oleh Alloh Subhanahu wa Ta’ala untuk mendoakan pamannya Abu Thalib meski jasa besarnya dalam membela Rasululloh shollallohu’alaihi wa sallam dan juga Nabi Ibrahim ‘alaihissalam dilarang untuk mendoakan bapaknya yang mati musyrik (lihat QS. At-Taubah:113-114 dan asbabun nuzulnya dalam Tafsir Ibnu Katsir juz 2/518).
Inilah sebagian saja dari banyaknya bahaya yang ditimbulkan dari perbuatan syirik, maka himpunlah hati dan pikiran sampeyan buat menghayati dan memahami betapa besar kemarahan Alloh Tabaroka wa Ta’ala terhadap kesyirikan dan pelakunya, oleh karenanya tidaklah pantas sampeyan menganggap bahwa ini adalah masalah sepele.
Memang tak dapat dipungkiri bahwa saat ini ummat Islam sedang menghadapi masalah-masalah yang multi kompleks, mulai dari masalah politik, ekonomi, pemerintahan, bahkan sampai pada penindasan kaum Muslimin pada sebagian negeri Islam oleh orang-orang kafir, akan tetapi kalau kita mau memahami agama yang mulia ini berdasarkan al-Qur’an dan as-Sunnah yang sesuai dengan pemahaman Rasululloh shollallohu’alaihi wa sallam dan para Sahabatnya, maka tahulah kita bahwa problematika yang sesungguhnya jauh lebih besar dari itu semua adalah permasalahan aqidah TAUHID, karena jika ia sedikit saja tercemari dengan kotoran-kotoran syirik dan noda-noda kekufuran maka bahaya yang mengancam bukan saja di dunia ini, tetapi sampai di akhirat kelak, bahkan inilah "sebab, akar dan pokok" dari seluruh masalah ummat manusia.
WaLlohul Musta’an.
NOTE :
Konten blog ini diluar dari tanggung jawab dari Yayasan Al Mukhlasin 'Ibadurrohman.
Kunjungi pula :
1. Ya Ibad Internasional
2. Facebook Guru Besar Ya Ibad
3. Ya Ibad di Google Plus