Ya Ibad ~ Diriwayatkan dalam kitab Imam Bukhori dan Muslim, dari Anas bin Malik Ra yg menceritakan tentang pamannya, Anas Bin An-Nadhr Ra. Ketika perang Badar yg dimenangkan oleh Kaum Muslimin baru saja usai, Anas Bin An-Nadhr yg tidak ikut berperang datang menemui Rosululloh. "Wahai Rosululloh, aku telah absen dari perang pertama dimana engkau memerangi orang-orang musyrik. Sungguh jika Alloh mempertemukan aku dengan perang lain untuk melawan orang musyrik, benar-benar DIA akan melihat apa yg akan kulakukan", ujarnya.
Mencium Harum Surga Di Dunia
Maka tatkala perang uhud, dimana pasukan kaum muslimin sedang kocar kacir meninggalkan medan pertempuran, Anas Bin An-Nadhr berkata, "Ya Alloh, aku mintakan maaf atas apa yang diperbuat oleh para sahabatku, dan aku berlepas diri dari apa yg diperbuat orang-orang musyrik yang memerangi Rosul-MU". Kemudian dia melesat maju ke medan pertempuran seorang diri. Saat berpapasan dengan Sa'ad bin Mu'adz Ra, dia berkata,"Hai Sa'ad, demi Robb-ku, aku mencium bau surga dari arah uhud!". Ketika berjumpa dengan Rosululloh, Sa'ad berkata,"Wahai Rosululloh, aku tak bisa melakukan apa yang dilakukan oleh Anas Bin An-Nadhr".
Di akhir peperangan Anas bin malik Ra bercerita,"Kami mendapatinya (Anas Bin An-Nadhr) telah terbunuh dengan 80 lebih luka dari tusukan pedang, tombak maupun panah. Wajahnya telah dicincang oleh orang-orang musyrik, sampai-sampai wajahnya tak bisa lagi dikenali kecuali oleh saudara perempuannya melalui ciri di ujung jarinya."
Menepati Janji
Janji itupun telah ditepati ! para sahabat rodhiallohu anhum meyakini bahwa salah satu firman Alloh di surat Al-Ahzab ayat 23, berkenaan dengan Anas Bin An-Nadhr. "Diantara orang-orang beriman itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Alloh...."
Maha Suci Alloh yang menguasai segalanya, betapa sebuah penyesalan saat tertinggal sebuah 'amal Jihad ternyata mampu menumbuhkan motivasi yg kuat dan membuahkan 'azzam yang bulat untuk menebus kealpaan dan ketertinggalan. Bahkan untuk lebih meyakinkan, tekad tersebut kadang perlu diikrarkan sebagai sebuah janji kepada Alloh.
Karakter Inilah yang dimiliki oleh seorang Anas Bin An-Nadhr. Keyakinannya akan janji Alloh berupa kenikmatan surga telah membakar semangatnya walaupun harus mengorbankan nyawanya di jalan Alloh. Dan inilah yg sewajarnya dimiliki oleh setiap muslim. Pengetahuan tentang Dienul Islam yg dimiliki telah mampu membawanya kepada keyakinan paripurna yg berujung pada menyalanya tekad membaja dan semangat untuk ber-jihad untuk meninggikan kalimat Alloh.
Operasi Istisyhad yang dilakukan oleh Anas Bin An-Nadhr Ra ini, telah membawanya kepada derajat kematian tertinggi : Mati Syahid di Jalan Alloh.
Wallohu a'lam.
NOTE :
Konten blog ini diluar dari tanggung jawab dari Yayasan Al Mukhlasin 'Ibadurrohman.
Kunjungi pula :