I. Jihad Dengan Lisan
Dari
Anas ra bahwa Nabi Saw bersabda : “Perangilah orang-orang musyrik
dengan harta, jiwa dan lisan kalian ”. (HR. Ahmad, Nasa`I dan Abu Dawud
serta dishohihkan oleh Al Hakim.) Jihad dengan lisan bisa dilakukan
dengan menegakkan hujah atas orang-orang kafir dan munafik, menyeru
mereka kepada Alloh Ta`ala, menakut-nakuti mereka, mengancam mereka
dengan pembunuhan, membongkar aib mereka dan menyingkap syubhat mereka.
Di
saat yang sama hal ini bisa meningkatkan mentalitas prajurit, merilis
kemenangan-kemenangan mereka, memperlihatkan kebaikan- kebaikan mereka,
menganjurkan manusia untuk mendukung mereka, menjelaskan aqidah, manhaj
dan tujuan mereka, mempererat hubungan antara mereka dan kaum muslimin
secara umum dan lain sebagainya.
Imam
Abdulloh Azzam berkata : “Dengan lisan kalian : artinya dengan
memojokkan orang-orang kafir dan keras kepada mereka, dan hal ini tidak
bertentangan dengan larangan mutlak tentang tidak bolehnya mencela
orang- orang musyrik agar mereka juga tidak mencela kaum muslimin ”.
Dalam
Al Hasyiyah disebutkan : “Artinya kalian harus menteror dan mengancam
mereka dengan pembunuhan, penangkapan dan penjarahan. Kamu juga boleh
menghina dan mencela mereka selam hal itu tidak memancing mereka untuk
mencela Alloh Ta`ala. Menyebut mereka dengan kehinaan dan kekalahan, dan
kemenangan dan ghonimah bagi kaum muslimin. Dan juga memotivasi manusia
untuk berperang dan lain sebagainya ”.
Jadi
sekarang, jihad dengan lisan adalah dengan menampilkan jihad dengan
gambaran yang menarik dan membendung serangan media yang dikampanyekan
dalam jihad Afghan. Juga bisa dengan berdiri melawan pencitraan buruk
terhadap jihad atau merusak kepribadiannya atau hal-hal buruk yang
mereka lontarkan. Juga dengan membantah para pengembos, mutsbithin,
mu`awwiqin, mukhodzdzilin dan murjifin”. (Ittihaful `ibad bifadhoilil
jihad, oleh Abdulloh Azzam)
Syeikh
Hamud `Uqola Asy Syu`aiby berkata : “Diantara jenis jihad adalah jihad
dengan lesan dan pena. Hal ini mencakup semua ucapan yang bisa
memperkuat mentalitas prajurit, dan menghancurkan mentalitas musuh, baik
dengan syair, khutbah, menyebar luaskan kemenangan- kemenangan kaum
muslimin dan kekalahan musuh-musuh mereka. Diantaranya pula adalah
meneriakkan takbir dan dzikir ketika menyerang musuh, memompa semangan
pasukan dan menjanjikan kemeangan bagi mereka dan kekalahan bagi musuh
mereka, begitu juga mendoakan mereka dengan kemenangan dan pertolongan .
” (Dinukil dari Shuhail Al Jiyyad fi syarhi kitabil jihad min bulughil
marom, oleh Abdurrohim bin Murod.)
Syeikh
Abdurrohim bin Murod Asy Syafi`I berkata : “Diantara bentuk jihad
dengan lesan adalah mentahridh untuk berjihad, menjelaskan
hukum-hukumnya, menyingkap syubhat para penyesat, membongkar kedurhakaan
para pendurhaka dari kalangan sekuler dan munafikin, membantah para
penggembos dari para ulama penguasa dan para penyeru untuk hidup
berdampingan dan toleran dengan orang-orang kafir. Begitu juga membela
jihad dan mujahidin, mengeluarkan rilisan dalam bentuk yang paling baik
dan melawan serangan media yang dikampanyekan ”. (Ittihaful `ibad
bifadhoilil jihad, oleh Abdulloh Azzam.)
Ya Ibad ~