2. Jihad dengan Jiwa :
Alloh
Ta`ala berfirman : “Sesungguhnya orang-orang beriman itu hanyalah
orang-orang yang beriman kepada Alloh dan Rosul-Nya, kemudian mereka
tidak ragu dan berjihad dengan harta dan jiwa mereka di jalan Alloh.
Mereka itulah orang-orang yang jujur”. (Q.S Al Hujarat : 15)
Nabi
Saw bersbda : “Tidak ada seorang Nabipun yang Alloh utus pada umat
sebelumku, melainkan akan ada para pembela dari umatnya dan pengikut
yang akan mengikuti sunahnya dan melaksanakan perintahnya. Setelah itu
akan ada generasi setelah mereka yang mengatakan sesuatu yang tidak
mereka kerjakan dan mengerjakan sesuatu yang tidak pernah diperintahkan.
Barang siapa yang memerangi mereka dengan tangannya berarti dia mukmin,
siapa yang memerangi mereka dengan lesannya berarti dia mukmin dan
siapa yang memerangi mereka dengan hatinya berarti dia mukmin. Dan
seteah itu tidak ada lagi iman meskipun hanya sebiji atom ”. (H.R.
Muslim)
Siapa
yang bilang bahwa para jurnalis hanya berjihad dengan lesan sambil
duduk-duduk diatas sofa dalam rumah mewah ?? Tidak demi Alloh, mereka
berada dalam kancah pertempuran dan panasnya medan laga, mengiringi
saudara-saudara mereka para tentara yang berperang dan menggempur
musuh-musuh Alloh di muka bumi. Ikut serta memikul beban jihad bersama
mereka, berbagi rasa kehidupan bersama mereka, beralaskan tanah dan
beratapkan langit. Alloh saja yang tahu mereka, dan Alloh pula yang
membalas pahala mereka.
Sungguh,
amal media tidak diragukan lagi adalah jihad. Siapa yang masih ragu,
maka lihatlah para ikhwah media di negara Islam Iraq, darah mereka yang
suci mengalir di tanah dua aliran sungai (Iraq), mereka juga mengalami
ujian dipenjara di penjara- penjara orang-orang Salib dan Murtad …
mereka berhijrah, menolong dan berjihad hingga musuh mengaku kerepotan
menghadapi mereka sebelum kawan yang mengakuinya. Mereka tetap teguh
begitu kami beranggapan kepada mereka dan Allohlah yang akan menghisab
mereka. Tidak berlebihan kalau ada yang mengatakan bahwa Jurnalis adalah
pelaku istisyhad tanpa bom ikat pinggang, karena dia memang berhak
dengan penghargaan ini.
Tidakkah
Anda melihat kameramen, bagaimana dia membawa kamera sebagai ganti dari
AK dan berjibaku di hadapan prajurit dalam berbagai pertempuran
menyongsong tembakan peluru dengan dadanya ??!
Tidakkah
Anda melihat pada saroya yang membagi-bagikan berbagai rilisan,
bagaimana mereka memasuki titik paling rawan dan menyebarkan rilisan
para mujahidin di tengah- tengah komunitas orang-orang munafik ??!
Tidakkah Anda melihat bagaimana orang yang mengumpulkan berbagai bidang
militer berdedikasi, mengikuti kerja para ikhwah dan memburu
berita-berita mereka, sebagaimana yang pernah dilakukan oleh Amirul
Mukmiinin Umar ra, saat beliau mengirim sebuah pasukan, maka setiap hari
beliau akan pergi ke ujung kota Madinah untuk mencari tahu berita
tentang pasukan. Beliau memantau berita mereka seperti orang hamil yang
memantau kehamilannya ? (Disadur dari ucapan Syeikh Abu Mus`ab Zarqowy
rhm dengan judul (dari prajurit untuk amirnya).)
Banyak
orang yang beranggapan bahwa tugas ini remeh. Dia tidak tahu bahwa
berita media jihad yang disebar melalui internet atau yang diangkat ke
imaroh, dibelakangnya adalah pasukan dari para jurnalis !! Kami
menganggap para mujahid media termasuk orang yang telah disabdakan oleh
Nabi Saw : “Sungguh, Alloh akan memasukkan 3 orang ke dalam surga karena
satu buah anak panah, yaitu pembuatnya yang mengharapkan kebaikan dari
karyanya tersebut, orang yang melemparkannya dan orang yang
mengambilkannya ”. (HR. Abu Dawud, Nasa`I, Al Hakim dan beliau
menshohihkannya.)
Dengan
izin-Nya, Alloh akan memasukkan siapa saja yang ikut berperan dalam
menyampaikan satu berita jihad ke dalam surga karena satu berita. Hal
itu tidak sulit bagi Alloh dan tidak terlalu berlebihan bagi keluasan
rahmat-Nya. Tidak samar lagi bagi Anda – akhi jurnalis – bahwa Jihad
Anda dengan lesan tidak hanya sebatas kata-kata, tetapi mencakup ucapan,
tulisan dan cetak dan lain sebagainya. Semuanya melibatkan kerja keras
tubuh. Begitu juga tidak samar bagi Anda bahwa jihad dengan lesan bagi
Anda lebih kuat dari pada jihad dengan jiwa, yaitu saat jihad dengan
jiwa lebih kuat dari pada jihad dengan lesan bagi ikhwah askari.
(Disadur dari kata-kata Syeikhul Islam Ibnu Taimiyyah.).
Inilah alasan kami mendahulukan pembahasan jihad dengan lesan dari pada jihad dengan jiwa.
Ya Ibad ~