Ya Ibad

Blog Guru Besar Ya Ibad

  • Home
  • Mukadimah
Home » Syariat » Muslim Multazim

Wednesday, March 14, 2012

Muslim Multazim

Oleh Syaikh Abdullah bin Abdurrahman Al-Jibrin

Nabi dan para shahabat adalah orang orang yang memiliki jiwa militansi sangat tinggi, mereka patut untuk kita jadikan panutan dalam hal iltizam. Apakah pantas orang-orang yang mengikuti jalan mereka selaku umat terbaik justeru dicap negatif sebagaimana diatas?

Definisi iltizam

Iltizam adalah suatu kata yang umum yang menunjukkan makna menetapi dan sungguh-sungguh terhadap syari’at atau selainnya. Akan tetapi dalam konteks dimasa ini lebih cenderung banyak dipakai untuk istilah orang yang berpegang teguh terhadap syari’at dan tamassuk (memegang erat) agama (Islam). Dari sini kita katakan bahwa orang yang bersungguh-sungguh dalam agama (iltizam) adalah seorang Mustaqim (istiqamah/lurus), Almutamassik bisy syari’ah (memegang syari’at), Almuthi’ lillah (taat kepada Allah), atau ‘amilan bisyari’atillah wa muttabi’an lirasulillah (menjalankan syari’at Allah dan ittiba’ kepada Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam ).

Hakikat iltizam

Dari ta’rif diatas maka iltizam pada prinsipnya adalah memegang teguh syari’at, mengamalkannya dan ittiba’ kepada sunnah Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam , inilah hakikat iltizam. Dan kita akan melihat bahwa seorang yang multazim aktivitas kesehariannya akan berkisar pada amalan-amalan wajib, ataupun sunnah, mungkin juga nawafil (tambahan) dari bentuk-bentuk ibadah dan ketaatan, bisa juga fardhu kifayah yang mampu ia kerjakan. Demikianlah tuntutan yang harus dipenuhi oleh seseorang yang akan memposisikan dirinya sebagai orang yang multazim.

Dalil-Dalil iltizam
Dari Al Qur’an
Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman:
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai.” (QS Ali Imran : 103)
Dalam konteks ini iltizam bermakna I’tisham yaitu menetapi sesuatu dan berpegang teguh kepadanya.

Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman:
“Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus.” (QS Al Baqarah: 256).
Di sini iltizam punya arti tamassuk yakni menggenggam sesuatu dengan sangat erat sesuai kemampuan.

Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman, artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Rabb kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): “Jangan-lah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu.” (QS. Fushshilat: 30)

“Sesunguhnya orang-orang yang mengatakan: “Rabb kami ialah Allah”, kemudian mereka tetap istiqamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita.” (QS. Al-Ahqaf: 13)

Dalam dua ayat di atas iltizam memiliki arti istiqamah yaitu jalan yang lurus yang tidak ada kebengkokan dan penyimpangan.

Dalil dari Assunnah
Hadits pertama:
Artinya: “Dari Sufyan bin Abdillah Ats Tsaqafi berkata: aku berkata: “Wahai Rasulullah katakanlah kepadaku suatu perkataan dalam Islam yang tak akan kutanyakan lagi kepada selain Anda, maka beliau bersabda: “Ucapkanlah aku beriman kepada Allah kemudian eristiqamahlah!” (HR Muslim dalam kitabul iman).

Hadits kedua:
Artinya: “Maka wajib atas kalian semua berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah khulafaur rasyidin yang telah mendapatkan petunjuk, gigitlah sunnah tersebut dengan gigi geraham.” (maksud-nya berpegang teguhlah dengan sunnah sekuat tenaga, red) (HR. Ahmad, Abu Daud, Ibnu Majah dan Ad-Darimi).

Hadits ketiga:
Dari Abdullah ibnu Mas’ud Radhiallaahu ‘anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam membuat sebuah garis dengan tangannya, lalu bersabda: “Ini jalan Allah yang lurus,” kemudian beliau membuat garis-garis di kanan kirinya lalu bersabda: “Ini adalah jalan-jalan (as subul), tak satupun dari jalan-jalan tersebut kecuali di sana ada syetan yang mengajak kepadanya, kemudian beliau membacakan firman Allah (QS Al An’am ayat 153). (HR. Ahmad, Ibnu Majah dan Al Hakim)

Apa yang dilakukan seorang multazim :
Seorang yang benar-benar multazim senantiasa melakukan amalan-amalan yang menjadi bukti konkrit atas kesungguhan dan komitmennya terhadap Islam. Diantara yang senantiasa dijalani oleh para multazimin dalam kehidupannya adalah sebagai berikut:

1. Berpegang dengan As Sunnah

Seorang yang multazim sudah barang tentu harus memegang As Sunnah dengan sungguh-sungguh, atau dengan kata lain adalah seorang ahlus sunnah dan ahlus syari’ah. Dia juga aljama’ah (kelompoknya Nabi dan para shahabat) walau jumlah mereka hanya sedikit.

2. Giat menuntut ilmu
Muslim yang multazim haruslah selalu menuntut ilmu sehingga ia beribadah kepada Allah diatas dasar cahaya dan hujjah yang jelas, bukan diatas kejahilan dan kesesatan. Masalah ini tidak bisa ditawar-tawar lagi sebab seorang yang iltizam dengan ajaran Islam otomatis akan menjadi da’i yang menyeru ke jalan Allah. Ia akan meng-ajak orang lain untuk beristiqamah, iltizam dan menjalankan syari’at Allah dalam kehidupan. Dengan ilmu (syar’i) inilah ia akan mengajak orang ke jalan Allah dengan berlandaskan hujjah yang terang (bashirah).

3. Meninggalkan bid’ah, maksiat dan kesia-siaan (lahwu)
Seorang yang istiqamah harus selalu bersemangat untuk senantiasa melakukan apa-apa yang disyariatkan Allah, belajar dan mengajarkan Islam. Ia selayaknya juga harus berusaha sekuat tenaga menjauhi segala bentuk yang bisa mencoreng harga dirinya, menodai keadilannya dan apa saja yang bisa menuurunkan martabat dan kedudukannya. Hal itu dapat dilakukan dengan cara meninggalkan bid’ah, maksiat dan segala bentuk kesia-siaan.

4. Berdakwah menyeru ke jalan Allah
Setelah seseorang diberi rahmat oleh Allah berupa kemampuan untuk beriltizam dan beristiqamah maka ia tidak boleh berhenti sampai di sini. Akan tetapi ia masih punya kewajiban yang sangat penting yaitu berdakwah mengajak orang ke jalan Allah. Mengajak siapa saja baik itu saudara, sahabat, teman kerja, keluarga dan siapa saja yang ada di sekelilingnya. Ini merupakan salah satu kewajiban seorang muslim terhadap saudaranya seiman, sebab jika ia tidak berdakwah kepada kebaikan tentu mereka yang buruk dan sesat akan mengajak kepada keburukan dan kesesatan yang mereka kerjakan.

Bukankah kita akan senang jika banyak orang yang mengikuti jejak kebaikan yang kita lakukan?Bukankah kita senang jika banyak orang yang menolong dan membantu kita? Kita juga akan merasa senang jika banyak orang yang senantiasa berbuat kebajikan dan meniti agama yang lurus baik itu kalangan pemuda, remaja maupun anak-anak.

Diantara cara berdakwah yang bisa dilakukan:


1. Khutbah atau ceramah
Hal ini sangat perlu mengingat masih banyak para khatib atau penceramah yang kurang memadai baik dari sisi akidah, sudut pandang terhadap agama maupun manhaj mereka, sehingga tidak jarang kita jumpai kesalahan dalam khutbah atau ceramah mereka. Hendaknya para da’i yang memiliki ilmu yang shahih menjadi seorang khatib karena dapat kita bayangkan bagaimana kondisi kaum muslimin yang hanya menerima informasi keagamaan setiap minggu (Jum’at) itupun tak semuanya benar.

2. Imamah/pengelolaan masjid
Yaitu mengelola dan mengadakan kegiatan di masjid-masjid yang tidak dipakai untuk shalat jum’at (Mushalla, Langgar dsb). Seorang da’i yang mumpuni jika mampu menjadi imam dan mengelola masjid maka akan memberi banyak manfaat kepada jama’ahnya seperti menyampaikan nasihat, wejangan serta mengadakan kajian-kajian di sana. Selain itu seorang imam masjid yang mengetahui seluk beluk ilmu syar’i dan beraqidah lurus sangat memungkinkan untuk diterimanya shalat jama’ah yang diimaminya-dengan izin Allah-sebab ia akan senantiasa melakukan shalat dengan semaksimal mungkin memenuhi syarat, wajib dan rukun-rukunnya.

3. Membantu pihak-pihak lain

Termasuk medan dakwah yang dapat ditempuh ialah dengan memberi-kan bantuan baik materi maupun maknawi. Banyak lembaga-lembaga dakwah dan pendidikan yang membutuhkan bantuan dan sokongan dari berbagai pihak sesuai profesi dan kemampuan yang ada.

Sifat-sifat seorang multazim
Seorang multazim memiliki sifat yang luhur sebagai pelengkap dan konsekwensi dari iltizamnya, di antara sifat-sifat itu adalah:
Baik dalam pergaulan, yaitu menunjung tinggi nilai-nilai akhlak. Sopan santun terhadap orang lain, menghormati tetangga dan menunaikan amanah. serta Menahan pandangan, tidak menyakiti orang lain, menjawab salam, dan ber- amar ma’ruf dan nahi mungkar.

Demikian, semoga Alloh memasukkan kita ke dalam golongan hamba-hambaNya yang senantiasa memegang teguh agama, membela agama, berjihad serta menolong kita untuk selalu berdzikir, bersyukur serta mem-perbagus ibadah kepadaNya. Aamiin.

Ya Ibad ~
NOTE : Konten blog ini diluar dari tanggung jawab dari Yayasan Al Mukhlasin 'Ibadurrohman.

Kunjungi pula :
1. Ya Ibad Internasional
2. Facebook Guru Besar Ya Ibad
3. Ya Ibad di Google Plus
f
Share
t
Tweet
g+
Share
?
Unknown
Wednesday, March 14, 2012

Belum ada komentar untuk "Muslim Multazim"

Post a Comment

Tulisan dan Ucapan Sampeyan Menunjukkan Siapa Diri Sampeyan

Newer Post Older Post Home
Subscribe to: Post Comments (Atom)
YA IBAD :

About Me

Unknown
View my complete profile

Entri Populer

  • Jangan Sampai Cacat Tauhid
    Dunia ini semu dan palsu.  Semua orang di dunia sedang menunggu KEPASTIAN yaitu : dijemput oleh Malaikat Maut. Menunggu MATI. Ada 2 ma...
  • Tanda-Tanda Mati Syahid Menurut Al Qur'an dan Al Hadist
    Di dalam kitab Ahkamul Janaiz, syaikh Nashiruddin Al Albani, mengumpulkan Tanda-Tanda Mati Syahid dari Al Qur’an dan Sunah shahihah , bel...
  • Missi Yahudi dan Nasrani
    Ya Ibad ~  Qs. Al Baqoroh ayat 120: " Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepadamu hingga kamu mengikuti agama merek...
  • Bahaya Syirik
    Ya Ibad ~ Jin dan Manusia diciptakan hanyalah untuk beribadah kepada Alloh Subhanahu wa Ta’ala. Yaitu, Menyembah Alloh swt tanpa sedikitpun...
  • Perlindungan, Persembunyian dan Kamuflase
    Ya Ibad ~ Dalam medan perang, sebisa mungkin kita harus menghindari pantauan musuh, karena jika mereka berhasil melihat kita, maka dengan m...
  • Muhammad Utusan Alloh
    Ya Ibad ~ "Telah datang kepada kalian seorang rasul dari diri-diri kalian (dari jenis kalian), sangat berat atasnya pembangkangan ka...
  • PENGKHIANAT LICIK NAN CULAS di YA IBAD
    Assalamu'alaikum warohmatullohi wabarokatuh. Setelah tahmid, tasbih, tahlil dan sholawat, ADA MUNAFIK, PENGKHIANAT LICIK NAN CULAS ...
  • Wajib Menerapkan Syariat Islam
    Ya Ibad ~ Penerapan Syariat Islam adalah kewajiban bagi setiap muslim. Banyak pakar kristen, seperti van Leeuwen mengakui bahwa Syari...

Labels

  • Syariat
  • BukaMata
  • Tauhid
  • Mujahadah
  • Dakwah Wal Jihad
  • Hisbah
  • Thoghut
  • Tokoh
  • TazkiyatunNafs
  • Meluruskan
  • Sepilis
  • Sekulerisme
  • Konsultasi Spiritual
  • Liberalisme
  • Pluralisme
  • Download
  • Buku Tamu
  • Mukadimah
  • Muktamar Ya Ibad
  • Ya Ibad

Kirim Pertanyaan - Konsultasi

Name

Email *

Message *

Copyright 2013 Ya Ibad - All Rights Reserved
Design by Mas Sugeng - Published by Evo Templates