Ya Ibad ~ Perdebatan itu ibarat pisau bermata dua. Bisa bermanfaat namun terkadang membuahkan petaka. Oleh itu, Perdebatan sedikitnya ada 2 macam model :
Pertama : Debat Yg terpuji
Debat model ini, adalah setiap debat yang dilakukan untuk mendukung Kebenaran ( Al Haq) dan untuk membawa Kepada Kebenaran dengan niat yang sholih dan ikhlas serta dengan cara yang benar. Yaitu yg dilakukan dengan :
1. Ilmu
2. Bashiroh
3. Akhlak yang terpuji : santun, ramah, hangat, lembut.
4. Dengan Kata-kata yang baik
5. Bermaksud Dakwah Kepada Kebenaran dg menjelaskan keindahannya
6. Bermaksud Membantah Kebathilan dengan menjelaskan keburukannya
7. Bertujuan semata hanya mencari ridho Alloh saja. Tanpa keinginan untuk menang-menangan, dihargai, pinter-pinteran, diperhatikan, dianggap lebih ber-ilmu, dan lain sebagainya motivasi-motivasi yg menyimpang dari tauhid.
Dalam Tafsir Ibnu Katsir II/592 dan III/416, dikatakan : Tujuan dari perdebatan bukanlah hanya sekedar cari menang kalah dan meninggikan diri pribadi. Namun tujuannya semata-mata menjelaskan kebenaran (Al Haq) dan memberi petunjuk kepada makhluk.
Alloh Swt berfirman dalam Qs. An Nahl (16) ayat 125 :
"Serulah (manusia) kepada jalan Robb-mu dengan hikmah dan pelajaran yg baik. Sesungguhnya Tuhan-mu Dialah yg lebih mengetahui siapa yg tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yg lebih mengetahui orang-orang yg mendapat petunjuk"
Yang diberi kemampuan untuk melakukan debat model pertama ini hanyalah mereka yg sudah dewasa, sudah mampu membedakan mana yg benar dan mana yg salah. Sampeyan yg belum mampu mengendalikan emosi (perasaan) atau yg belum memiliki kematangan emosi, sebaiknya menjauhi perdebatan agar tidak merosot kualitas dan kuantitas ibadat sampeyan.
Bagi Sampeyan yg sudah sukses dalam dzikrulloh, yang sudah memiliki jiwa yg tenang (muthmainnah) yg sudah meraih akal yg sakinah, maka perdebatan yg dilakukan akan mempercepat proses bertambahnya ilmu dan Iman, serta meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadat sampeyan.
Kedua : Debat Yg Tercela
Debat model ini, adalah setiap debat yg dilakukan untuk mendukung kebathilan atau membawa seseorang kepada kebathilan. Biasanya Debat model ini dilakukan dengan mengenyampingkan Ilmu dan Bashiroh. Debat model ini hanya mengedepankan otak dan hawa nafsu sendiri. Meletakkan Nash dibawah kendali akal, padahal semestinya adalah meletakkan akal dalam kendali Nash.
Model kedua ini merupakan malapetaka lisan yg sangat besar. Alloh swt berfirman dalam QS. Al Hajj (22) ayat 3-4 : "Di antara manusia ada orang yang membantah tentang Alloh tanpa ilmu pengetahuan dan mengikuti setiap syetan yg jahat. Padahal telah ditetapkan tentang syetan itu bahwa barangsiapa yang berkawan dengan dia, tentu dia akan menyesatkannya, dan membawanya ke adzab neraka"
... Oleh karena itu, Jauhilah Komunitas syetan! Jangan sampai sampeyan berada di dalamnya!
Dalam surat yang lain, Alloh berfirman, yang artinya, "Dan tidaklah kami mengutus rosul-rosul hanyalah sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan; tetapi orang-orang yang kafir membantah dengan yang batil agar dengan demikian mereka dapat melenyap kan yang haq, dan mereka menganggap ayat-ayat kami dan peringatan-peringatan terhadap mereka sebagai olok-olokan" (QS. al-Kahfi: 56)
Abdulloh Ibnu Mas'ud berkata, "Janganlah menuntut ilmu karena 3 hal; Pertama, untuk mendebat orang-orang jahil. Kedua, untuk membantah para 'ulama. Ketiga, untuk memalingkan wajah manusia kepada kalian (baca: Popularitas). Carilah pahala di sisi Alloh dari yg kalian katakan karena itu akan kekal abadi. Adapun selainnya pasti hancur dan binasa". (HR. Ad-Darimi secara mauquf dari perkataan Ibnu Mas'ud 1/70)
Ternyata motivasi yg salah dalam menuntut Ilmu (baca: Ngaji) juga turut memberikan andil terhadap munculnya Perdebatan Yg Tercela. Oleh itu, pesan Ibnu Mas'ud di atas, layak untuk menjadi koreksi. tata-lah kembali niat dan motivasi sampeyan dalam menuntut ilmu (ngaji), yaitu dengan semata hanya mengharapkan Ridho Alloh saja. Baca dan kajilah Blog Guru Besar Ya Ibad ini dengan hanya mengharapkan Ke-ridho-an Alloh swt saja.
Diriwayatkan dari Umamah al-Bahili, ia berkata, Rosululloh Sholallohu 'alaihi wasalam bersabda, "Tidaklah sesat suatu kaum setelah mendapatkan petunjuk, kecuali karena mereka melakukan perdebatan." Kemudian Rosululloh membacakan ayat, "Mereka tidak memberikan perumpamaan itu kepadamu melainkan dengan maksud membantah saja. sebenarnya mereka makhluk yg suka bertengkar." (QS, Az-zukhruf : 58) (HR. At-Tarmidzi V/378)
Akar Perdebatan
Ada banyak Faktor-faktor yg menyebabkan seseorang itu jatuh ke dalam Perdebatan yg Bathil. Diantaranya adalah :
1. Ghurur (berlebih-lebihan, ujub), sombong dan takabbur.
2. Suka pamer Ilmu.
3. Bermaksud menyakiti orang lain dengan menunjukkan cacad, cela, dan kekurangannya.
Obatnya adalah bertobat kepada Alloh swt dengan mematahkan kesombongan yg mendorongnya untuk memamerkan kelebihannya dan mematahkan kedzholiman yg mendorongnya untuk menghinakan dan merendahkan orang lain.
Al Bukhori, dalam Fathul Baari V/106, diriwayatkan dari 'Aisyah, ia berkata, Rosululloh Saw bersabda : "Orang yg paling dibenci Alloh, adalah orang yg paling keras penentangannya."
Diriwayatkan dari jabir Ra, ia berkata, "Rosululloh Saw bersabda, 'Sesungguhnya setan telah berputus asa untuk bisa disembah oleh orang-orang yg sholat di jazirah 'arob. Akan tetapi setan senantiasa menebarkan pertengkaran di antara mereka'." (HR. Muslim IV/2166)
Dalam Jami' al-Ushul II/754 disebutkan bahwa setan memecah belah diantara orang-orang yg sholat dengan pertengkaran, pertikaian, dan menipu daya manusia dengan berbagai macam bentuk kemaksiyatan, fitnah dan lain sebagainya.
Setan memiliki banyak celah untuk menggoda manusia. bila setan tak mampu menyesatkan manusia dari jalan kemusyrikan, maka setan akan mencari jalur alternatif. Setan pada masa itu memang sudah ditinggalkan oleh manusia tapi bukan berarti setan diam saja, melainkan setan mencari celah dengan membuka Jalan Pertengkaran dan Pintu Perselisihan. Nah, disinilah Perdebatan Batil dimanfaatkan oleh para setan.
Wallohu a'lam.