Jamaah Ya Ibad Yang Kami Cintai,
Salah satu yang mesti diperjuangkan oleh aktivis muslim adalah dijadikannya UU dan Hukum Alloh (Dustur Illahi /Syariah Islam) sebagai SEBUAH sistem yg menjalankan negeri ini. Karena jika masih menggunakan sistem batil, sistem thoghut, hasilnya akan sama saja, yaitu tidak bisa menyelamatkan manusia di dunia apalagi di akhirat kelak.
Rosulullah SAW sendiri mencontohkan saat fase Mekkah. Ketika sistem Islam memang belum siap karena kekuasaan dan keamanan belum sepenuhnya di tangan umat Islam, Rosululloh tidak terlibat sama sekali dalam sistem hukum dan kepemimpinan jahiliyah saat itu. Bahkan saat dibujuk dan ditawarkan kepadanya kekuasan (tahta) untuk menjadi pemimpin oleh kafir Quraisy, Rosulullah menolak. Sebab beliau tahu kekuasaan yang diberikan itu bukan untuk menjalankan sistem Islam secara penuh, tetapi sekadar kompromi politik. Rosulullah tahu persis konsekuensi menerima bujukan itu berarti mencampurkan antar hak dan batil. Sesuatu yang sangat bertentangan dengan prinsip Islam, bertentangan dengan Tauhid.
Sikap Rosululloh SAW sekaligus mencerminkan penolakan terhadap pragmatisme yang hanya memikirkan bagaimana kekuasaan dapat diraih. Padahal kalau menggunakan logika pragmatisme sekarang, apa salahnya Rosululloh mengambil kekuasaan saat itu, bukankah ada gunanya walaupun sedikit? Bukankah dengan kekuasan itu, kaum Muslim sedikit terlepas dari siksaan? Bukankah dakwahnya akan lebih lapang? Rosululloh SAW tetap berpegang pada prinsip perjuangan yang tidak mengenal kompromi. Meskipun Rosululloh dan sahabat-sahabatnya kemudian harus menghadapi ujian yang berat, berupa hinaan, cercaan, siksaan, hingga pembunuhan.
Itulah sikap seorang muwahid (orang yg bertauhid).
Lalu Bagaimana Dengan Sampeyan (Jamaah Ya Ibad) ?
Mulai sekarang, Sampeyan tidak boleh tutup mata dengan keadaan politik di negeri mana sampeyan berdomisili dan gejolak politik dunia. Supaya sampeyan bisa bertambah bijaksananya. Sikap berlepas diri dari politik, cuek, tidak mau tahu dengan urusan politik adalah sikap orang yg tidak ber-Islam secara kaaffah atau sekuler. Minimal, Tegaknya Syariat Islam di negeri ini wajib sampeyan perjuangkan.
Sampeyan sebaiknya tidak hanya memikirkan urusan
Ya Ibad saja, yayasan sampeyan saja, kelompok sampeyan saja. Karena ini adalah penyakit asshobiyyah (fanatisme kelompok / golongan) yang wajib sampeyan hindari.
Mulailah dari sekarang, belajar untuk
BUKA MATA melihat kondisi kaum muslimin.