Ya Ibad ~ Bagi kebanyakan kaum muslimin hari ini, mungkin lebih mengenal Nama Real Madrid FC dan Barcelona FC daripada Nama Ibnu Rusyd, Qodhi Iyadh, Ibnu Khaldun, Imam Asy-syathibi, Sahnun dan sederet nama ulama-ulama muslim yg juga berasal dari daratan Spanyol, padahal mereka memiliki jasa yg sangat besar bagi peradaban dunia (Ini sebuah fenomena yg sangat memprihatinkan!).
Andalusia (kini Spanyol), pernah menjadi mercu suar peradaban dunia. Dibawah kendali kaum muslimin, Andalusia menjelma menjadi pusat Ilmu Pengetahuan dan peradaban di eropa, bahkan di dunia. Di saat eropa tenggelam dalam kubangan kegelapan (The Dark Age), kota Andalusia sudah terang benderang dengan cahaya Ilmu Pengetahuan.
Sejarah Islam Andalusia bermula ketika gubernur Maroko, Musa bin Nushair, mengirimkan pasukan kecil dibawah pimpinan Tharif Bin Malik untuk menyebrang selat yg memisahkan daratan Afrika dan eropa. Kesuksesan misi Tharif mendorong Musa Bin Nushair untuk mengirim pasukan lebih besar.
Ketika itu Ummat Islam berada dalam satu shoff, bersatu padu berjuang demi meninggikan Kalimat Alloh. Membebaskan manusia dari peribadatan kepada sesama manusia dan meluruskannya kepada peribadatan kepada Alloh semata. Misi inilah yg diusung oleh 7000 mujahidin dibawah pimpinan Thoriq Bin Ziyad. Dengan berbekal seadanya mereka menyebrangi selat dan mendarat di tanah yg mereka belum kenal sebelumnya. Pasukan kaum muslimin sempt berkecil hati, namun dg gagah berani Thoriq Bin ziyad berpidato membakar semangat seluruh pasukannya. Kapal laut dibakarnya semua, tujuannya jelas, terus maju untuk kejayaan Islam atau mati terhormat.
Pertempuran sengit terjadi antara pasukan kaum muslimin melawan pasukan Raja Roderick yg terkenal kediktatoran dan kekejaman terhadap rakyatnya sendiri. Peristiwa di tahun 711 M itu mengawali masa-masa Islam di Andalusia. Pasukan Raja Roderick berhasil dikalahkan, setelah itu Thoriq maju untuk merebut kota-kota seperti Granada, Cordova dan Toledo yg saat itu menjadi ibukota kerajaan Gothik. Ketika merebut Toledo, Thoriq diperkuat dengan 5.000 org tentara tambahan yg dikirim oleh Musa Bin Nushair. Akhirnya sukseslah Thoriq. Bukit-bukit dipantai tempat pendaratannya lalu dinamai Jabal Thoriq yang dalam lidah mereka menjadi Gibraltar. Musa bahkan ikut menyebrang untuk memimpin sendiri pasukannya. Ia berhasil merebut wilayah seville dan mengalahkan penguasa gothic, Theodomir. Musa dan thoriq lalu bahu-membahu menguasai seluruh wilayah spanyol Selatan itu.
Diantara kaum muslimin yg masuk ke spanyol, terdapat seorang keturunan bani umayyah yg bernama Abdurrohman (661-750 M). Dg kepiawaiannya diapun menjadi pemimpin tunggal kaum muslimin Andalusia dengan gelar amir dan membangun masjid Cordova. Org-org menyebutnya Abdurrohman Ad-dakhil.
Cordova berkembang menjadi kota yang maju bahkan hingga menjadi pusat ilmu Pengetahuan di eropa. Ketika terdengar khabar wafatnya Khalifah di baghdad, Abdurrohman menggunakan gelar kahalifah untuk namanya. beberapa kali kalangan kristen berusaha menggoyang kepemimpinan kaum muslimin. Namun berkat pertolongan Alloh lewat bersatunya kaum muslimin saat itu, semua dapat dipatahkan.
Sepeninggal Abdurrohman, kepemimpinan dilanjutkan oleh anak-anaknya. Pembangunan kota Cordova terus berlanjut. Pusat-pusat study dibanjiri ribuan pelajar Islam maupun kristen dari berbagai wilayah. Ladang-ladang pertanian Andalusia tumbuh dengan subur mengadopsi kebun-kebun dari wilayah lainnya. Sistem hidraulik untuk pertanian diperkenalkan. Andalusia inilah yg mendorong era pencerahan dan renaissance yg berkembang di Italia dan negara-negara eropa pada umumnya. Bahkan ilmu-ilmu modern-pun mulai berkembang di era Andalusia ini, seperti matematika, Fisika, Astronomi dan disiplin ilmu lainnya.
Setelah Andalusia ada di puncak ke-emasan, muncullah fase kemunduran dan kekacauan. Ketika kepemimpinan dipegang Manshur Billah, seorang ambisius yg menghabisi teman maupun lawannya dengan menghalalkan segala cara. Kebencian masyarakat, baik Islam maupun kristen mencuat kepermukaan. Situasi tak terkendali setelah Manshur Billah wafat. Pada 1013, dewan menteri menghapuskan jabatan kholifah. Dan Andalusia terpecah belah menjadi sekitar 30 negara kota.
Sejak saat itu, saling serang, saling menjatuhkan berebut kekuasaan dan adu keserakahan menjadi agenda rutin para pemimpin di andalusia. Cinta dunia telah menjadi gejala umum. ketika candu kekuasaan telah berseteru dengan ambisi keserakahan maka keburukannya tidak hanya menimpa individu saja tetapi juga menyebar ke setiap lini kehidupan. Begitulah yg terjadi di andalusia. Kelemahan sedikit demi sedikit mengerogoti kaum muslimin. Dan hal ini diperhatikan dg cermat oleh raja-raja kristen eropa.
Dua kekuatan dari maghribi sempat menyatukan kembali wilayah itu. Pertama adalah Dinasti Murobithun (1089-1143) yg berpusat di marakeeh, maroko. Pasukan Murobithun datang untuk membantu kalangan Islam untuk melawan kerajaan Castilla. Mereka memutuskan untuk menguasai Andalusia setelah melihat islam terpecah-pecah. Dinasti Muwahiddun, yg menggantikan kekuasaan Murobithun di afrika utara, kemudian juga melanjutkan kepemimpinan di Andalusia (1146-1235). Namun apa lacur, keretakan sudah semakin melebar.
Serangan-serangan org-org kristen semakin intens dilakukan. Dan karena kelemahan kaum muslimin sendiri, akhirnya kota demi kota direbut oleh org-org kristen. Cordova yg pernah menjadi pusat ilmi pengetahuan direbut pada tahun 1238, seville pada tahun 1248, dan akhirnya seluruh Spanyol. Hanya Granada yg masih tersisa dan berada dibawah kekuasaan Bani Ahmar.
Kepemimpinan Islam masih berlangsung sampai masa Abu Abdillah. Abu Abdillah Muhammad, atau yg bergelar Muhammad XXII, melakukan kesalahan fatal dengan meminta bantuan dari raja kristen, Ferdinand dan ratu isabella untuk menggulingkan tahta saudaranya. Hal ini harus dibayar mahal. Padahal dengan gamblang Alloh Swt telah melarang kaum muslimin untuk menjadikan org-org kafir sebagai penolong. dengan beribu maksud tersembunyi, raja ferdinand dan ratu isabella menolong sultan Muhammad XII untuk mewujudkan ambisinya. Dia sempat menjabat sebagai sultan hingga akhirnya dikhianati oleh ferdinand dan isabella.
Granada di serang oleh dua pasukan penguasa kristen tersebut. Sultan muhammad sadar dirinya telah dikhianati. Namun terlambat, luka pengkhianatan itu terlalu dalam untuk dicarikan penawarnya. Betapapun gigih perlawanan pasukan Kesultanan Andalusia melakukan perlawanan, kekuasaan Islam yg sudah bertapak lebih dari 800 tahun berakhir dengan mengenaskan. 2 januari 1492, dengan kepala tertunduk hina, sultan Muhammad XII menyerahkan Granada kepada raja ferdinand dan ratu isabella. Genaplah sudah, dan mercu suar ini benar-benar telah padam.
sultan Muhammad XII diusir ke Maroko, di atas sebuah bukit dia berhenti, matanya menerawang dari pelupuk matanya menetes airmata penyesalan. Selama 800 tahun Islam memerintah dan melayani Granada, kini dia menjadi org yg paling bertanggung jawab atas kehancurannya. Ketika menangis dipucuk bukit, san ibu menegurnya, "Kini kau menangis seperti perempuan, tapi kau tak pernah memberikan perlawanan seperti laki-laki". Bukit itu hingga kini disebut Puerto del Suspiro del Moro, artinya 'Tarikan nafas Terakhir Seorang Moor (Muslim)'.
Sejak itu kaum muslimin dan yahudi dikejar habis-habisan oleh para tentara kristen. Dari bayi hingga tua renta mereka habisi. Mereka dibantai dan dibunuh dengan kejam. Lewat dewan inkuisisi, org-org non kristen mendapat siksaan hebat. Mereka dipaksa mengakui kesalahan dan dipaksa masuk kristen. Lapangan-lapangan dipenuhi tiang-tiang sula tempat kaum muslimin disalib, dibakar hidup-hidup atau disiksa diruang-ruang bawah tanah.
Seorang kardinal memerintahkan pasukan Spanyol mengumpulkan seluruh buku-buku tentang Islam dan semua yg berbau arab untuk dibakar. Tidak saja yg terdapat dalam perpustakaan resmi milik pemerintahan, tapi juga milik pribadi yg tersebar dirumah-rumah penduduk. Jumlahnya diperkirakan lebih dari satu juta buku. Dikumpulkan ditengah lapangan kota Granada dan dimusnahkan dg cara dibakar dg diringi upacara keagamaan. memusnahkan ilmu pengetahuan islam seolah menjadi sebuah bagian dari amal ibadah mereka.
Sepertti yg dituturkan oleh kolonel Limonsky, pemimpin pasukan perancis ketika memasuki spanyol tahun 1809, dia berhasil menemukan ruang-ruang penyiksaan yg sangat mengerikan. ".... Kami melanjutkan langkah, sampailah kami di tempat penyiksaan. Kamar-kamarnya luas sekali dan meliputi semua ruang yg ada di bawah tanah. Kami semua menahan nafas demi melihat alat-alat penyiksaan. Bulu roma kami tegak berdiri. Alat-alat yg terpampang di situ sungguh mengerikan. Di bawahnya terdapat ruangan-ruangan kecil seukuran tubuh manusia. Bahakan ada yg hanya bisa berdiri saja atau jongkok saja. Narapidana yg ditahan disitu tentunya hanya bisa berdiri atau jongkok saja hingga mati dalam posisi seperti itu juga. Mayat-mayat yg ada di situ dibiarkan begitu saja hingga daging-dagingnya terpisah dengan tulangnya."
Limonsky melanjutkan, ".....kami melanjutkan pelacakan. Langkah kami menuju ruang tempat disimpannya alat-alat penyiksaan. Kami temukan alat pemecah tulang dan peremuk tubuh. Rupanya mereka memulai dengan tulang kaki lalu ke tulang dada, kepala dan kedua tangan. Semuanya dilakukan secara berurutan. Sehingga dari alat itu setelah semua dilakukan, daging tawanan akan keluar teronggok-onggok"
Kolonel Limonsky meneruskan, "....... ada lagi sebuah peti serukuran kepala org. Alat ini diletakkan dikepala setelah tangan dan kaki dirantai. Bila sudah diikat demikian, bagaimana sang buruan ini bisa bergerak ? Di atas kepala pada peti itu terdapat lubang untuk tempat air menetes, air yg dingin akan terus menerus menetesi kepala. Banyak tawanan menjadi gila karena kepalanya disiksa dg tetes air secara terus menerus. Dibiarkan tawanan mengaduh hingga mereka puas menyaksikan kematiannya".
"..... Lagi kami lihat alat-alat penyiksa yg disebut 'wanita cantik'. Bentuk alat ini adalah tabut (tabelo, peti mati) yg desainnya seperti wanita cantik yg sedang tidur. posisinya (maaf) bagai siap bersenggama. Di seluruh didnding tabut itu ditancapkan pisau-pisau tajam. Seorang pemuda yg akan disiksa disuruh menempatkan diri pada tabut itu kemudian ditutup dengan paksa. Padahal penutupnya terdapat pisau-pisau yg siap menancap pada tubuh si korban. Tubuh sang pemuda yg menjadi korban itupun tercincang seperti perkedel".
"............. Kami temukan alat-alat penyakat lidah, perobek dada dan pencopot buah dada. Alat pencabut itu berbentuk seperti catur dari besi yang tajam. cemeti dari besi berduri adalah alat untuk mencambuk tubuh. Mereka mencambuk sampai tubuh korban antara tulang dan dagingnya terpisah." (Kisah pengakuan Kolonel Limonsky dari buku terjemah berjudul "Fakta Pembantaian dan Kekejian Atas kaum Muslimin di Andalusia" Muhammad Quthb, Pustaka mantiq 1990)
Setelah 800 tahun lamanya umat islam memajukan tanah Andalusia, memasuki abad ke 16 Ummat islam justru menjadi korban kekejian. Jumlah mereka turun drastis, akibat dibantai atau dikristenkan dengan paksa. Inilah pelajaran berharga bagi Ummat Islam !
[Tabshirah Edisi Kedua]