Ya Ibad ~
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ مُعَاوِيَةَ
بْنِ قُرَّةَ عَنْ أَبِيهِ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَزَالُ
طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي مَنْصُورِينَ لَا يَضُرُّهُمْ مَنْ خَذَلَهُمْ
حَتَّى تَقُومَ السَّاعَةُ
Telah menceritakan kepada kami
Muhammad bin Basysyar berkata, telah menceritakan kepada kami
Muhammad bin Ja’far berkata, telah menceritakan kepada kami Syu’bah
dari Mu’awiyah bin Qurrah dari Bapaknya ia berkata; Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Akan
senantiasa ada sekelompok dari umatku mendapat pertolongan.
Orang-orang yang menghinakannya tidak akan membahayakan mereka hingga
terjadi hari kiamat.”
Sanad hadits:
- Muhammad bin Basyar bin Utsman Al Abdi Al Bashri Abu Bakar Bundaar, tsiqah 252H.
- Muhammad bin Ja’far Al Hudzali Al Bashri ghundar, tsiqah 193H.
- Syu’bah bin Hajjaaj bin Al Ward Abu Bistham Al Wasithi, tsiqah
hafidz mutqin, sufyan Ats Tsauri menganggapnya sebagai amiirul
mukminin dalam hadits, ia yang pertama kali memeriksa hadits di
iraq dan membela sunnah, 160H.
- Mu’awiyah bin Qurrah bin Iyaas Abu Iyaas Al Bashri, tsiqah, 113H.
- Qurrah bin Iyaas bin Hilaal abu Mu’awiyah, shahabat mulia, 64H.
Derajat hadits:
Sanad hadits ini shahih, dan hadits ini dikeluarkan juga oleh Bukhari dan Muslim.
Fawaid hadits:
- Bahwa kebenaran itu tidak akan pernah sirna dan akan terus bersinar disetiap zaman dan generasi.
- Akan adanya sekelompok umat Muhammad yang senantiasa membela
sunnahnya dan berpegang kepada kebenaran di setiap zaman, semoga kita
termasuk dalam golongan mereka. Amiin
- Mereka adalah firqah naajiyah dan thaaifah manshurah yang selalu berpegang kepada jalan Rasulullah dan para shahabatnya.
- Imam Ahmad mengatakan bahwa mereka adalah ahlul hadits yang selalu berpegang kepada hadits dan menapaki jejak kakinya.
- Bahwa mereka akan terus berjalan dan menebar walaupun dicemoohkan oleh orang yang mencemooh dan dimusuhi oleh ahlul bida’
- Mereka akan senantiasa ditolong oleh Allah baik dengan kekuatan fisik maupun kekuatan hujjah dan keterangan.
- Mereka akan senantiasa ada sampai ditiupkan angin yang lembut yang mencabut nyawa setiap muslim sebelum ditiupnya sangkakala.
Dan sejarah terus berlanjut
dengan hadirnya seorang pemberani dari tanah Kandahar yang begitu
berani menentang kekuasan NATO yang begitu angkuh bak Firaun di jaman
nabi Musa, dialah Mullah Muhammad Umar.
Pemuda
Muhammad Umar mulai ikut berjihad pada tahun 1980 ketika tanah
airnya diinvasi Uni soviet. Dibumi Afgan ini, sembilan tahun
kedepan, bersama mujahidin dari Arab, dimana Muhammad Omar
bersahabat dengan Usamah bin Ladin, akhirnya mampu mengusir Uni
Soviet. Mujahidin perkasa ini tidak hanya terlibat dalam
perang-perang kecil, tapi jauh lebih dari itu, perang besar yang
menewaskan pasukan elit Soviet telah mereka lakukan, dan tak ayal
kaum kuffar hengkang. Setelah berjihad perang usai tahun 1989,
Muhammad Omar meneruskan belajarnya, dan dia menyatakan kembali,
tetap, sebagai thaliban (murid/santri/mahasiswa).
Perginya
Unisoviet pada akhir tahun 1989 bukan berarti tidak menyisakan
masalah. Mujahidin yang awalnya bersatu melawan agresor, kemudian
mulai berperang satu sama lain (civil war), dan perampokan,
pemerkosaan, serta korupsi merajalela. Krisis keamanan, ketegangan,
ketertiban, terus terjadi, dan dengan demikian gejala agama Islam
sebagai agama mayoritas di Afgan seakan jauh ditinggalkan. Tahun
1989-1994 adalah masa chaos, brutal, dan out of law.
Melihat
kenyataan ini, Muhammad Omar menginginkan perubahan, kembali ke
dienul Islam. Dengan latar belakang bangsa yang keras, dan Islam
yang sudah mengakar sejak jaman Khulafaur Rasyidin Omar bin Khattab,
cukup mudah mengumpulkan beberapa pemuda yang mau merubah
kekeliruan ini. Dengan meminjam sepeda motor, Muhammad Omar
mendatangi setiap sekolah untuk mengajak siswa untuk berjihad
melawan kerusakan di bumi Afgan, mereka sepakat untuk bertemu
keesokan harinya. Namun kenyataan berbicara beda. Pukul 1 dini hari,
pemuda sudah berkumpul di rumah Muhammad Omar. Belum genap 24 jam
seperti yang diharapkan, ternyata mujahidin datang lebih awal.
Dengan
meminjam 2 mobil kepada pengusaha lokal yang kaya, dan senjata
sisa jihad melawan kaum kuffar Uni Soviet, para murid-murid sekolah
ini mulai melakukan peperangan melawan veteran yang melakukan
kejahatan. Selama 2 tahun, 1994-1996, thaliban ini banyak kawasan
yang semula dikuasai pihak yang bertikai kemudian dapat direbut,
bahkan ada yang menyerahkan secara sekarela kepada Thaliban serta
menyatakan berafiliasi juga tunduk dengan mujahid yang mata
kanannya buta karena terkena mortir Soviet tahun 1989.
Tahun
1996, Thaliban menguasai Kabul. Ibu kota Afgan ini dimasuki
anggota Thaliban, gambar Mullah Muhammad Omar tertangkap kamera
wartawan, baik itu lokal ataupun internasional, dengan sorban
kepala berwarna putih dan jubah berwarna gelap yang diyakini milik
mendiang Nabi Mahammad SAW, beliau dengan tenang memasuki kota
Kabul, tak ketinggalan Usamah bin Ladin juga ikut dalam rombongan.
Afgan kemudian dinyatakan sebagai negara Islam, tentunya
ditetapkanlah Syariat Islam. Selama tahun 1996-2001 kinerja
pemerintahan Thaliban terbilang tegas, alhasil heroin, pelacuran,
pemerkosaan, korupsi, dan kejahatan turun drastis, bahkan teramat
kecil. Taliban telah mengembalikan keteraturan.
Negara
yang melaksanakan Islam secara kaffah sesuai syariatnya, menarik
Osama untuk bermukim di Afgan, dan Thaliban memposisikan Osama
sebagai tamu kehormatannya. Kesamaan visi dan misi, khususnya akan
tegaknya Khilafah Islamiyah, penerapan Syariat Islam, dan menolong
ummat Islam dibelahan dunia karena kezoliman Amerika Serikat,
Israel, dan negara liannya, kemudian menjadikan Mullah Muhammad
Omar berikut anggota Thaliban dengan Osama Bin Laden bersama Al
Qaeda terjalin hubungan yang erat, bedanya hanya sedikit: Thaliban
adalah orang Afgan, dan Al Qaeda adalah berasal dari ummat muslim
dari seluruh dunia. Tentunya, pengalaman bersama melawan Unisoviet
menjadi kenangan flamboyan bagi kedua pahlawan Islam ini.
Amerika
Serikat masuk dalam target penghancuran karena berbuat zolim
dalam bentuk dukungan politik ataupun militer kepada Israel,
ataupun embargo ke Iraq yang sebabkan bayi mati secara sistematik
karena kelaparan. Tidak mengagetkan kemudian Thaliban menolak ijin
Amerika Serikat yang akan membangun pipa minyak melewati bumi
Afgan. Amerika merayu sekaligus mengancam Thaliban, kira-kira
seperti ini:
"Jika engkau memberi ijin, maka akan kami berikat karpet emas, tapi bila tidak, maka bom akan berjatuhan di Afgan"
Di
Afgan inilah perencanaan penghancuran menara kembar WTC dan
Pentagon dilakukan, ini artinya kedua belah pihak sudah siap
berperang. Bagi Amerika Serikat, Thaliban dengan Al Qaeda sama
saja, sederhana alasannya: mereka tidak mau tunduk dengan negara
adi daya. Perang akan berlangsung, dan mereka mengetahuinya.
Dengan seijin Allah yang maha digdaya, dan sudah tentu menampakkan
secara nyata kecerobohan sekaligus kebodohan AS-CIA yang membabi
buta, tejadilah peristiwa bersejarah, yakni negara yang katanya
superpower yang tidak pernah diserang negara lain, apalagi di
pusat kotanya sejak tahun 1776, dikagetkan dengan aksi jihad 19
syuhada pada 11 September 2001. yang pada dasarnya amerika sendiri
lah yang mendesain
kehancuran WTC.
Usamah
bin Ladin dijadikan sasaran kemarahan negara Paman Sam, dan Afgan
sebagai tempat bermukimnya akan dibombardir Amerika Serikat. Hal
ini disebabkan pemerintah Thaliban tidak mau menyerahkan Usamah
bin Ladin, dan ditengah-tengah ulama dan para rakyat yang hadir di
masjid, Mullah Muhammad Umar dengan lantang berkata, kira-kira
seperti ini:
"Diserahkan atau tidak saudara kita Osama, kaum Kuffar (Amerika Serikat dan sekutunya) tetap akan menyerang kita."
Selanjutnya
disiapkannya strategi, dengan kekuatan persenjataan sisa jihad
tahun 80-an, bergerilya adalah solusinya. Memang Thaliban dapat
digulingkan Amrikiyah dengan dikuasainya Kabul dan mengangkat boneka
baru: Karzai, tapi kenyataannya Thaliban tidak pernah terguling,
mereka terus berperang. Bom jihad dan penyerangan terhadap patroli
dan pos militer Amerika Serikat, NATO yang kemudian bergabung, dan
negara sekutu lainnya terus berlangsung hingga tahun 2007 sampai
sekarang (maret 2011)
Risalah
ini bersumber kepada buku "The Giant Man-Biografi Muhammad Mullah
Umar" yang ditulis oleh orang terdekat, menjelaskan bahwa Mullah
Muhammad Omar bukanlah mitos, atau tokoh yang digambarkan oleh
intelejen dan berita. Tentunya, pembaca dibawa ke tanah Afgan yang
keras kehidupannya, dan gelora jihad yang selalu subur. Menurut
beberapa hadis yang kuat, amat diyakini bahwa di Khurasan (Afgan salah
satu wilayahnya) akan muncul kekuatan Islam akhir jaman dalam
membela secara sungguh-sungguh ummat Islam dan menjadi pasukan,
pengawal Imam Mahdi dalam menghancurkan Dajjal. Di Khurasan inilah,
akan muncul Khilafah Islamiyah. Nabi Muhammad bersabda:
"Jika kalian melihat bendera-bendera hitam datang dari Khurasan, disana ada Khalifatullah, Al Mahdi" (HR. Ahmad).
Mullah Muhammad Omar, walupun sudah diangkat sebagai
Khalifatullah oleh ulama dan mujahidn Afgan, serta secara sukarela
berperang melawan Soviet, tetap dia masih menganggap dirinya
sebagai Thaliban (murid/santri). Disinilah kekuatannya, tak
mengagetkan bilamana bumi Afgan yang dipimpinnya, dari yang
awalnya
full of chaos kemudian berubah menjadi
obey the order, menyatakannya
sebagai The Giant Man, sosok manusia yang mampu tegar dikerasnya
Afgan dan menolak tunduk kepada Amerika Serikat!!!
Beliau lahir di wilayah Urzajan pada tahun 1962 M.
Beliau
meneruskan sekolah di Sanj Sar, di wilayah Mayond di propinsi
Qandahar. Akan tetapi, korupsi besar-besaran dan bencana yang hebat
yang meporak-porandakan Afghanistan menjadi sebab terjadinya
perselisihan di kalang jama’ah jihad. Hal tersebut membuat Mullah Umar
mulai berpikir untuk berperang melawan korupsi dan menghancurkan
mungkarat yang telah menyebar hampir di seluruh Afghanistan.
Beliau
mengumpulkan murid-murid dari agama tersebut dan dari beberapa
kelompok study ( halaqah ) untuk melaksanakan tujuannya pada musim
panas tahun. Pada tahun 1994 M, mereka mulai bekerja dengan
beberapa bantuan beberapa pengusaha dan tuan tuan tanah. Beliau
bersama kelompok kecil murid sekolah ilmu syari’ah dan Maulawi
Afghan di Qandahar mulai memburu para perampok dan pencuri yang
menjarah para musafir maupun pedagang. Kemudian para murid yang
dipimpin Mullah Umar melucuti senjata para pencuri dan mendapati
beberapa wanita terbunuh, para pencuri melarikan diri dari
Qandahar.
Masyarakat disana kemudian mengganti
gubernur yang merupakan pengikut Rabbani yang memerintah Kabul
saat itu. Penggantian ini karena ketidakmampuan gubernur untuk
menangkap para pencuri yang tak terhitung jumlahnya. Kemudian
mereka menunjuk Mullah Umar menjadi amir atas mereka. Kemudian
beliau mengumumkan pemberlakuan syari’at di Qandahar. Dan ini
cerita awalnya Amirul Mu’minin berkisah dengan mulutnya sendiri yang
direkam dan di siarkan stasiun radio bernama suara syari’ah di
Qandahar. Stasiun radio ini menjadi stasiun radio islam pemerintah
islam.
Beliau berkata :
“saya
telah belajar di sebuah sekolah di kota Sanj Sar di Qandahar
dengan sekitar 20 murid yang lain. Kemudian korupsi, pembunuhan,
perampasan dan perampok telah melampaui ambang batas dan pengawasan
berada pada tangan orang korup dan jahat. Tidak seorangpun
membayangkan bisa mengubah dan memperbaiki situasi. Saya telah
memikirkan hal tersebut sungguh-sungguh dan berkata pada diri saya
sendiri, ……Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kesanggupannya.” (QS. Al-Baqarah : 286).
Ayat
ini cukup bagi saya untuk meninggalkan perkara ini karena tidak
satu pun berada dalam kemampuan saya. Akan tetapi saya yakin kepada
Allah dengan keyakinan yang murni dan barangsiapa yang meyakini
Allah denga keyakinan ini maka harapannya tidak akan sia-sia.
Orang-orang mungkin penasaran : kapan gerakan ini mulai ? Siapa di
balik gerakan ini? Siapa yang membiayai? Siapa yang memimpin dan
mengatur gerakan ini?
Dan
saya berkata : awal dari gerakan ini adalah ketika saya menutup
buku saya di sekolah dan mengajak satu orang bersama saya. Kami
berjalan kaki ke wilayah Zanjawat. Dari sana saya meminjam sepeda
motor kepada seseorang bernama Surur, kemudian kami pergi ke
Talukan. Itulah awal dari gerakan ini dan hilangkan pemikiran lain
dari benak anda.
Kami mulai mendatangi
murid-murid di sekolah-sekolah dan kelompok-kelompok kajian
(halaqah) pada pagi hari itu. Dan kami telah mendatangi satu
halaqah yang diikuti sekitar 14 orang yang sedang belajar. Saya
kumpulkan mereka mengelilingi saya dan saya berkata bersama mereka,
“Agama
Allah telah diinjak-injak. Masyarakat terbuka mempertontonkan
perbuatan setan. Ahli agama menyembunyikan agama mereka, sehingga
setan mengendalikan seluruh wilayah mereka. Mereka mencuri uang
masyarakat, menyerang kehormatan masyarakat, membunuh orang lalu
menindihnya dengan batu di pinggir jalan. Mobil yang lalu-lalang
melihat mayat dipinggir jalan dan tidak bergerak untuk
menguburkannya di bumi secara layak.”
Saya berkata kepada mereka.
“Tidak
mungkin hanya meneruskan belajar pada kondisi seperti ini.
Masalah-masalah tidak mungkin diselesaikan hanya dengan slogan-slogan.
Kami, para murid, ingin bangkit melawan korupsi. Jika kalian
ingin benar-benar bekerja bagi agama Allah, maka kita harus
meninggalkan bangku study. Saya akan jujur kepada kalian. Tidak
seorangpun membantu kami meskipun satu rupee (mata
uang Pakitan). Sehingga kalian tidak akan berasumsi kami akan
menyediakan makanan untuk kalian, bahkan mungkin kami yang akan
meminta bantu an makanan dan tenaga dari masyarakat"
Saya
berkata, “Ini bukanlah pekerjaan satu hari, satu minggu, satu
bulan atau bahkan satu tahun. Ini akan memakan waktu yang sangat
lama. Apakah kalian sanggup atau tidak?
Saya
berkata untuk memberi semangat mereka, “Setan yang sedang bertahta
itu seperti ketel besar yang menghitam karena panasnya. Padahal
hari itu adalah hari-hari pada musim panas yang sangat panas.
Perang melawan agama Allah sedang dilancarkan. Kami mengaku berasal
dari pasukan Allah dan kami tidak dapat melakukan aksi apapun
untuk mendukung syari’at-Nya.”
Saya berkata
kepada mereka, “Jika kita menaklukkan satu wilayah, kita akan
mempertahankannya. Jangan mengeluh tidak bisa belajar atau
kekurangan uang dan persenjataan. Jadi, dapatkah kalian melakukan
aksi ini atau tidak?”
Kemudian tidak satu pun
dari empat belas orang tersebut yang menerima rencana untuk
melakukan aksi dan mereka berkata, “Kami mungkin bisa melaksanakan
beberapa tugas pada hari jum’at.” Jadi saya berkata kepada
mereka, “Siapa yang mau melakukan di ujung ini?”
"Saya
menjadikan Allah ta’ala sebagai saksi bahwa ini adalah kebenaran
saya akan bersumpah atas hal tersebut di hadapan Allah ta’ala, di
hari pembalasan. Gerakan ini adalah akibat dari keyakinan kepada
Allah karena jika saya mengukurnya dari hasil pendidikan sekolah
atau halaqah seperti halaqah tersebut, saya mungkin telah kembali
ke sekolah. Tetapi saya memenuhi janji kepada diri saya sendiri
untuk mencari ridha Allah ta’ala. Sehingga Allah ta’ala menolong
saya seperti yang telah anda lihat sekarang ini. Setelah itu saya
pergi ke tempat halaqah yang lain, saya diikuti tujuh orang.
Setelah saya menjelaskan apa yang telah saya paparkan sebelumnya,
semua peserta halaqah siap ikut melakukan aksi gerakan bersama
saya"
Semua peserta berasal dari satu bangsa,
tidak ada perbedaan antara yang muda dan yang tua, antara yang
anak-anak dan yang remaja, yang pria dan wanita. Pekerjaan
didasarkan pada ketetapan dari Allah ta’ala, sehingga Allah
menguji saya sejak permulaan gerak ini. Kemudian kami pergi lagi
mengendarai motor ke beberapa sekolah dan halaqah, sampai waktu
shalat ‘Ashar tiba, terkumpul 53 orang yang siap. Kemudian saya
mengatakan kepada mereka, “Datanglah besok pagi.” Dan saya kembali ke
sekolah di Sanj Sar. Akan tetapi, mereka telah datang pada pukul
01:00 dini hari ke Sanj Sar. Jadi, itulah permulaannya.
Pekerjaan
telah dimulai bahkan 24 jam berlalu dari idenya. Salah satu dari
teman saya memimpin mereka shalat. Ketika dia telah selesai
memimpin shalat shubuh, seorang pengikut berkata, “Malam tadi ketika
saya sedang tidur, saya melihat para malaikat memasuki Sanj Sar
dan tangan-tangan mereka begitu lembut, jadi saya minta mereka
mengusap saya untuk perlindungan.”
Dan pagi itu,
pada pukul 10:00, kami minta dua bantuan mobil dari al-Hajj
Bishri, salah satu pengusaha di wilayah tersebut. Dia memberi kami
dua buah mobil, sebuah mobil kecil dan sebuah truk kargo besar.
Kemudian kami memindahkan murid-murid tersebut ke wilayah Kashk
Nukhud. Beberapa orang lagi bergabung bersama kami, sehingga
jimlah kami menjadi banyak. Kami meminjam persenjataan dari
masyarakat. Jadi, inilah permulaan gerakan ini dan ini berlanjut.
Beliau
mulai berjihad jauh bertahun-tahun lampau dan tidak pernah
berbicara dalam wawancara dengan republik atau jurnalis. Beliau
telah menghabiskan masa jihad melawan Uni Soviet, sebagai pemimpin
sekelompok mujahidin di medan jihad di bawaqh komando Mullah Tik
Muhammad yang menjadi bagian dari al-Jam’iyyah al-Islamiyah di
propinsi Qandahar. Beliau terluka pada sebuah peperangan melawan
Uni Soviet yang menyebabkan beliau kehilangan sebelah matanya.
Kemudian beliau dari satu organisasi ke organisasi yang lain,
sampai menetap pada satu organisasi sebelum peristiwa genting
Thaliban dalam “Gerakan Politik Islam” yang dipimpin Maulawi
Muhammad Nabi.
Berita
perdamaian menyebar di Qandahar. Konvoi dari para murid dan
penduduk pripinsi barat daya yang berbatasan dengan Qandahar mulai
berdatangan. Penduduk Qandahar yang telah mengetahui perjuangan para
murid melawan kejahatan meminta mereka mengambil alih tersebut
menjadi wilayah kekuasaan mereka dan menerapkan syari’at islam.
Mereka membantu pengalihan kekuasaan dan penerapan syari’at.
Dengan begitu para murid disebut “Taliban” (jama’ dari Talabah
yang berasal dari bahasa Pashto/Pashtun) mengambil alih kekuasaan
hampir seperlima Afghanistan tanpa peperangan, tetapi dengan
keinginan penduduknya menginginhkan syari’at dan keamanan.
Taliban,
murid ilmu syari’ah di kalangan masyarakat Afghan, telah maju
kedepan melewati propinsi-propinsi di utara dan timur tanpa banyak
usaha dan Rabani, penguasa di Kabul, tidak mengumumkan sikapnya
dikarenakan pengetahuannya bahwa dari pasukan saingannya, Hikmatyar,
adalah mereka yang memisahkan wilayah mereka dari Kabul. Sebagai
gantinya, dia menawarkan bantuan kepada mereka sebagai sebuah
gerakan syari’ah yang memegang kendali atas penduduk yang sangat
banyak, menyeru kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran. Tetapi
Hikmatyar memerintahkan pasukannya untuk tidak menyerah kepada
Thalibandi wilayah Ghazni. Kemudian bagian utara mencapai Kabul,
dimana wilayah-wilayahnya telah jatuh ketangan Thaliban satu
persatu tanpa peperangan atau dengan sedikit peperangan. Sebagian
besar kekuatan, kelompok dan bahkan pencuri dan perampok ulung
pun ragu-ragu untuk berperang melawan murid-murid ilmu syari’ah
(Thaliban).
Beberapa partai yang lain, seperti
partai “Yunus Khalis” dan pasukan “Haqqani” menyerahkan wilayah
mereka di Baktiya dan Khost kepada Thaliban. Sebagian besar
kekuatan “Sayyaf” menolak berperang dengan Talabah dan menyerahkan
“Nankarhar” dengan ibu kotanya “Jalalabad” ketika mereka melihat
kepemimpinan Talabah, penerapan syar’i mereka, amar ma’ruf nahi
mungkar mereka, perlindungan keamanan yang mereka berikan dan
pemberantasan kejahatan tingkat tinggi dan pengamanan jalan raya.
Mullah ‘Umar Sebagai Amirul Mu’minin
Setelah
Talabah mencapai pinggir kota Kabul, pertemuan besar digelar
oleh para ulama yang jumlahnya mencapai 1500 orang. Pertemuan itu
langsung antara 31 Maret sampai4 April 199 M dan Mullah Muhammad
‘Umara secara resmi dipilih sebagai amir dari gerakan Thaliban dan
diberi gelar Amirul mi’minin. Sejak hari itu Thaliban
mengangapnya sebagai amir syar’I yang menurut mereka memiliki
seluruh hak dari khalifah.
Talabah mencapai pinggiran kota
Kabul dan pergi menemui Rabbani dengan sejumlah permintaan.
Permintaan yang paling penting adalah :
* Penerapan syari’at.
* Menganti penguasa komunis dan pengikutnya dari pemerintahan.
* Memindahkan wanita dari gedung pemerintahan.
* Mencegah korupsi, pelacuran, sinema, musik, video bejat yang telah menyebar di Kabul.
Rabbani
meminta satu konvoi dari Thaliban untuk berunding dengannya.
Mereka mengirim satu konvoi dan ternyata dikhianati oleh pasukan
menteri pertahanan, bahkan setelah mereka mengirim perjanjian bahwa
mereka akan menyerahkan senjata, berhenti berperang dan memulai
negoisasi. Kemudian pasukan menteri pertahanan tersebut membunuh
sejumlah peserta konvoi Thaliban yang datang kepada mereka.
Disebutkan bahwa jumlah Thaliban yang dibunuh mencapai 250 orang.
Setelah itu tidak ada lagi yang terjadi kecuali Thaliban menyerang
Kabul yang takluk begitu cepat pada 26 September 1996 M.
Thaliban
menaklukkan wilayah-wilayah utara Afghanistan pada tahun 1997 M.
sedang Bamiyan, yang menjadi pusat Rafidhah di Afghanistan takluk
pada tahun 1998 M. sebelum itu, lembah Kayan yang dikontrol
tentara Aghakani Isma’ili juga tumbang. Thaliban memperoleh
rampasan perang berupa senjata yang tak terhitung jumlahnya. Di
sebutkan bahwa ahlu sunnah tidak pernah memasuki lembah ini
selama 800 tahun sebelumnya.
Seperti itulah kurang dari
empat tahun. Thaliban telah menguasai 95 persen tanah Afghanistan
sejak Mullah Muhammad ‘Umar, semoga Allah melindunginya dan
saudara-saudara mujahidin mulai melindungi kehormatan sekelompok
muslimah yang dirusak pencuri dan perampok.
Itulah
asal sebelum Amerika memerangi negara Islam ni, akan tetapi setelah
Amerika menyatakan perang dengan negara ini, yang memang amerika
selalu membenci Islam maka sejarah seolah terbalik jauh sekali,
amerika yang sudah pintar memutar balikan fakta, sangat pintar
dalam membuat propaganda dan menguasai media dengan seenaknya
mengatakan bahwa Taliban adalah sekelompok orang biadab, perampok
ulung dan mengeruk keuntungan dari penjualan kokain dan semua
anjing-anjing media berita akan menggonggong sesuai dengan bualan
amerika termasuk media berita yang ada di indonesia, termasuk semua
berita bohong tentang
penghancuran gedung WTC
dimana orang-amerika sendiri pun percaya bahwa yang menghancurkan
gedung tersebut adalah "orang dalam" yang selalu di ingkari oleh
Bush, sementara semua anjing anjing media piaraan amerika menutup
mata akan kebiadaban amerika yang telah mengakibatkan ratusan ribu
rakyat irak meninggal dengan tanpa alasan yang jelas, dan menutup
mata akan kebiadaban bos nya amerika yaitu Israel yang telah
menjajah Palestina sejak tahun 1948.
Dengan keteguhan seorang mujahid sejati Mullah Muhammad Umar menentang keangkuhan Amerika dan menyatakan dengan tegas :
"Jika
tidak ada lagi yang tertingal di Afghanistan kecuali darahku, aku
akan melindungi Usamah bin Ladin dan mujahidin Arab dan aku tidak
akan pernah menyerahkan mereka"
Muhammad Mullah Umar, Pemimpin Taliban
"Agar
sejarah tertulis dan kaum muslimin bersaksi untuk kami bahwa kami
terbunuh untuk mencari ridho Allah, atas dasar Islam dan Tauhid
kami. Lebih baik kami bersama Allah daripada sejarah di tulis
tetapi kaum muslimin bersaksi melawan kami bahwa kami telah hidup
sehat dan sejahtera setelah kami menukar asas kami dan kesucian
panji jihad, Barangsiapa berpikir bahwa negri kaum muslimin akan
diberkati dengan kekuasaan tanpa ujian dan cobaan maka dia orang
bodoh yang tidak mengetahui biografi Rasulullah SAW"
(Amirul Mu'minin, Mullah Muhammad Umar )