Ya Ibad

Blog Guru Besar Ya Ibad

  • Home
  • Mukadimah

Wednesday, June 10, 2015

Jangan Sampai Cacat Tauhid

Dunia ini semu dan palsu.  Semua orang di dunia sedang menunggu KEPASTIAN yaitu : dijemput oleh Malaikat Maut. Menunggu MATI.

Ada 2 macam MATI :

  1. Mati Dalam Keadaan dianggap sebagai Muslim oleh ALLOH SWT.
  2. Mati Dalam Keadaan dianggap sebagai musyrik, munafik atau kafir oleh-NYA.

"Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada ALLOH dg sebenar-benar taqwa kepada-Nya, dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan muslim". (QS. Ali Imran : 102)

Lantaran itu sampeyan harus mengkaji tentang Iman wal Kufur. Sehingga sampeyan mengerti dan memahami bagaimana Muslim dan bagaimana Kafir. Ini bukan untuk menunjuk-nunjuk orang lain, tetapi sebagai bekal untuk mengoreksi diri sampeyan pribadi.

Predikat Muslim diberikan ALLOH SWT kepada setiap manusia yang ber-syahadat. Mengakui ALLOH SWT sebagai satu-satunya TUHAN yg berhak disembah (diibadati) dan mengakui bahwa Nabi Muhammad sebagai hamba dan Rosul-NYA. Tentu saja syahadatain tidak cukup hanya diucapkan saja tetapi juga wajib diyakini dalam hati dan direalisasikan dalam kehidupan nyata supaya Alloh tidak menganggap sampeyan berdusta atas ikrar syahadat yg sampeyan ucapkan minimal 9 kali dalam sehari semalam dalam sholat 5 waktu yg sampeyan lakukan. Dan supaya ALLOH SWT menganggap sampeyan sebagai seorang muslim.     Beriman, Menjadi Muslim, atau Kafir merupakan pilihan sampeyan sendiri.
"Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) Biarlah ia kafir". (QS. Al Kahfi : 29)

Lantaran itu, sebagai manusia yang ingin mati dalam keadaan muslim, maka sampeyan selayaknya berusaha sekuat tenaga untuk merealisasikan syahadatain dalam kehidupan sampeyan. Baik dalam kehidupan pribadi, berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Caranya, sampeyan sambut inti-dakwahnya para Nabi dan Rosul yaitu sampeyan menyembah (beribadat) hanya kepada ALLOH saja dan meninggalkan (kafir kepada) thoghut. 
Dan sungguh, Kami telah mengutus seorang rosul untuk setiap kaum (untuk menyerukan) : “Sembahlah Alloh (saja), dan jauhilah Thoghut,” Kemudian di antara mereka ada yang diberi petunjuk oleh Alloh dan ada pula yang tetap dalam kesesatan. Maka berjalanlah kamu di bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang yang mendustakan (rosul-rosul). (QS An Nahl : 36)

Dan merealisasikan tauhid ini, aku guru besar Ya Ibad mengingatkan, bukanlah hal yang mudah dan gampang. Karena jika ini sampeyan lakoni maka iblis dan pasukannya akan memerangi sampeyan, dan orang-orang disekitar sampeyan, terutama para bangsawan (pejabat dan orang kaya), akan memusuhi sampeyan hingga sampeyan menjadi Al Ghuroba (orang yg terasing dan diasingkan) di muka bumi. Begitulah sunnatulloh yang berlaku bukan hanya kepada sampeyan tetapi juga kepada orang-orang sebelum sampeyan. 

Ketika sampeyan berusaha merealisasikan tauhid (menyembah Alloh saja dan mengingkari thoghut) ini, sampeyan akan rasakan seperti menggenggam bara api. Meskipun demikian, tetaplah sampeyan genggam dan jangan dilepaskan, karena bara api tersebut hakekatnya adalah Tali Alloh yang sangat kuat, yaitu kalimat tauhid. 
"Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thoghut dan beriman kepada Alloh saja, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui". (QS. Al Baqoroh ayat 256)

Sekali lagi, saya guru besar Ya Ibad mengingatkan, merealisasikan rukun-rukun tauhid ini bukanlah perkara mudah dan gampang. Ini adalah perjuangan sampai mati. Tetapi sampeyan harus ingat : bertauhid ini akan menjadi mudah dan gampang jika ALLOH SWT menolong (memberi petunjuk kepada) sampeyan sebagaimana akhir ayat suroh An Nahl ayat 36 di atas. 

Jangan sampai cacat tauhid sampeyan, pertahankanlah sampai ajal menjemput supaya sampeyan bisa mati dalam keadaan MUSLIM.

Berdasarkan ayat-ayat di atas, memahami apa itu thoghut menjadi sebuah kewajiban supaya sampeyan bisa menghindari dan mengingkarinya.

0
Komentar
f
Share
t
Tweet
g+
Share
?
Unknown
Wednesday, June 10, 2015

Wednesday, May 20, 2015

Rukun Syahadat - Tauhid

Asyhadu An-laIlaaha illallooh Wa asyhadu anna Muahammadarrouslulloh. Dua Kalimat Syahadat ini merupakan Kalimat Tauhid. 


Ucapan laailaha illallooh mengandung 2 maksud :  
  1. Menyembah (beribadah) hanya kepada Alloh saja. 
  2. Menjauhi dan Kufur kepada Thoghut. 

An-Nahl (16) ayat 36 : 

“Dan sesungguhnya kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat ( untuk menyerukan ), Sembahlah Allah ( saja ) dan jauhilah thaghut itu, maka diantara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula diantaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kedudukan orang-orang yang mendustakan Rasul-rasul.” 
         Al-Baqarah (2) 256 : 

“Dan tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam). Sesungguhnya telah jelas (perbedaan) antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat. Barang siapa ingkar kepada thagut dan beriman kepada Allah, maka sungguh dia telah berpegang (teguh) pada tali yang sangat kuat yang tidak pernah putus. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

Rukun Tauhid Yang ketiga


3. Mengikuti petunjuk Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam 

Ucapan syahadat "Muhammad rosululloh" artinya sampeyan menetapkan bahwa tiada manusia yang berhak diikuti seutuhnya kecuali Muhammad bin Abdillah bin Abdil Muthollib Al Hasyimi Al Quroisy shollallohu ’alaihi wa sallam. Beliau adalah seorang hamba yang tidak memiliki sifat ketuhanan sama sekali dan seorang rosul yang tidak boleh didustakan.

Alloh berfirman:
“Tidaklah pantas bagi mukmin dan mukminah, apabila Alloh dan Rosul-Nya telah menetapkan suatu pilihan, mereka masih memilih pilihan sendiri. Barangsiapa yang mendurhakai Alloh dan RosulNya maka sungguh ia telah tersesat dengan kesesatan yang nyata” (Al-Ahzab 36).

Makna syahadat muhammad rosululloh yaitu mentaati semua perintah Rosululloh, membenarkan semua berita yang dibawanya, menjauhi semua larangannya dan tidak beribadah kepada Alloh kecuali dengan tata cara yang Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam tuntunkan.

Jamaah Ya Ibad, ketahuilah bahwasannya syahadat yang sampeyan ucapkan belumlah cukup apabila diucap saja atau hanya diketahui maknanya saja, akan tetapi wajib diamalkan.

Seseorang yang telah bersyahadat laa ilaaha illalloh dan muhammad rosululloh maka syahadatnya haruslah dibuktikan dengan tindakan nyata, yaitu mengikhlaskan semua amalan ibadah kepada Alloh, kufur kepada thogut dan meninggalkan segala bentuk kesyirikan. Kemudian, melakukan semua amalan ibadah tersebut sesuai dengan tuntunan Rosululloh shollallohu’alaihi wa sallam.

Pelajari, renungkan, fahami dan praktekkanlah niscaya sampeyan selamat fidunnya wal akhiroh. 
0
Komentar
f
Share
t
Tweet
g+
Share
?
Unknown
Wednesday, May 20, 2015

Wednesday, April 29, 2015

PENGKHIANAT LICIK NAN CULAS di YA IBAD

Assalamu'alaikum warohmatullohi wabarokatuh.

Setelah tahmid, tasbih, tahlil dan sholawat,

ADA MUNAFIK, PENGKHIANAT LICIK NAN CULAS di YA IBAD, ORANG-ORANG RAKUS SERAKAH AKAN JABATAN, POPULARITAS, PUJIAN dan RAKUS SERAKAH akan PENGHORMATAN, SERTA YANG SANGAT KOTOR OTAK DAN HATINYA sehingga :

Jangankan bertahan sampai yaumil qiyamnah, baru pertengahan tahun 2015 saja Ya Ibad sudah terpecah menjadi 2 yaitu Ya Ibad Asli dan Ya ibad Palsu. Ini terjadi lantaran oknum-oknum di Ya Ibad sendiri yang tidak mematuhi ku (Guru Besar Ya Ibad) dan melanggar peringatan yang sudah seringkali aku sampaikan. Salah satunya ialah 'Jangan sampeyan berpolitik praktis" di dalam tubuh Ya Ibad! Tetapi sampeyan tetap saja memeras otak licik-culas sampeyan dalam berpolitik praktis di Ya Ibad!.

Bagi Santri-santriku dan sahabat-sahabatku jamaah Ya Ibad sekalian, sudah beberapa kali aku contohkan dan aku katakan "kuperkenankan kalian keluar dari Ya Ibad dan membangun Yayasan, kelompok, organisasi sampeyan sendiri asalkan dengan Nama Organisasi atau Yayasan yang sama sekali berbeda". Ini aku maksudkan supaya jangan sampeyan bingungkan jamaah Ya Ibad yang ingin sungguh-sungguh mengaji dan mempraktekkan hasil-hasil kajiannya. Supaya jangan kalian kotorkan hati dan mulut jamaah Ya Ibad.

Perhatikanlah topo dan ipung, hans dan lain-lain sahabat-sahabatku yang secara jantan keluar kemudian mendirikan Pengajian Baru dengan metode yang hampir sama dengan Ya Ibad. Mereka, semoga Alloh merahmati mereka, gunakan nama yang berbeda dengan Ya Ibad. Dan akupun mendukung mereka minimal dalam doa-doa malamku. Contohlah keberanian, perjuangan dan gentlemen-nya mereka!

Tetapi kali ini, di tahun 2015, segelintir oknum munafik (seperti apa yang telah aku tuliskan pada judul di atas) telah memecah Ya Ibad dengan mendemonstrasikan KEMUNAFIKAN yang LUAR BIASA. Yaitu tetap melekat dengan Nama Ya Ibad untuk memuaskan nafsu setan mereka. Mengapa tidak sampeyan berdiri dengan nama yang berbeda ? Yang Aku tahu jawabannya, lantaran ketakutan sampeyan akan ditinggalkan oleh para santri-santri Ya Ibad. Sampeyan kurang jantan. Sampeyan seperti betina. Kepengecutan sampeyan tersebut akhirnya membuat sampeyan dengan ganas, licik, culas dan curang tetap menggunakan Nama Besarku (Ya Ibad). Dan ini akan membawa pengaruh buruk kepada hati dan mulut jamaah Ya Ibad sekalian yang aku cintai.

Bertobatlah sampeyan selagi masih sempat, supaya Alloh kembali me-ridhoi sampeyan.

Assalamu'ala manittaba'al huda. Wassalamu'laikum warohmatullohi wabarokatuh. 

3
Komentar
f
Share
t
Tweet
g+
Share
?
Unknown
Wednesday, April 29, 2015

Tuesday, February 17, 2015

Download Ebook Jihad



Download Ebook Jihad
  1. Tarbiyah Jihadiyah 01
  2. Tarbiyah Jihadiyah 02
  3. Tarbiyah Jihadiyah 03
  4. Tarbiyah Jihadiyah 04
  5. Tarbiyah Jihadiyah 05
  6. An-Nihayah wal Khulashah
  7. Bergabunglah Bersama Mujahidin
  8. Al-Ghuroba
  9. Urwah Jabir
  10. Senyum Terakhir Sang Mujahid
  11. Maka Pergilah Kamu Bersama Robbmu
  12. Mimpi “Suci” Dari Balik Jeruji Besi
  13. Sekuntum Rosella Pelipur Lara
  14. Serial Tinta Al-Busyro
  15. Serial Trilogi Kebangkitan Jihad di Indonesia

Untuk sementara itu saja dulu.
Selamat membaca dan jangan lupa senantiasa berdzikrulloh.
0
Komentar
f
Share
t
Tweet
g+
Share
?
Unknown
Tuesday, February 17, 2015

Thursday, January 29, 2015

Download Al Quran Qori Abdurrahman As Sudais

Jamaah Ya Ibad dan Mantan Jamaah Ya Ibad yang kami hormati, Jauh lebih baik sampeyan dawam mendengarkan bacaan Al Quran ketimbang sampeyan dengarkan musik dan lagu-lagu. Ini aku berikan Link Download yang bermanfaat.



Download Gratis Bacaan Al Quran Lengkap 30 Juz 
Qori : Syaikh Abdurrahman As Sudais

Surat No. Nama Surat Download MP3
1 Al-Fatihah Download
2 Al-Baqarah Download
3 Al-Imran Download
4 An-Nisa’ Download
5 Al-Ma’idah Download
6 Al-An’am Download
7 Al-A’raf Download
8 Al-Anfal Download
9 At-Taubah Download
10 Yunus Download
11 Hud Download
12 Yusuf Download
13 Ar-Ra’d Download
14 Ibrahim Download
15 Al-Hijr Download
16 An-Nahl Download
17 Al-Isra’ Download
18 Al-Kahfi Download
19 Maryam Download
20 Thaha Download
21 Al-Anbiya’ Download
22 Al-Hajj Download
23 Al-Mu’minun Download
24 An-Nur Download
25 Al-Furqan Download
26 Asy-Syu’ara’ Download
27 An-Naml Download
28 Al-Qashas Download
29 Al-‘Ankabut Download
30 Ar­-Rum Download
31 Luqman Download
32 As­-Sajdah Download
33 Al­-Ahzab Download
34 Saba’ Download
35 Fathir Download
36 Ya­sin Download
37 Ash-Shaffat Download
38 Shad Download
39 Az-Zumar Download
40 Ghafir Download
41 Fushshilat Download
42 Asy-Syura Download
43 Az-Zukhruf Download
44 Ad-Dukhan Download
45 Al-Jatsiya Download
46 Al-Ahqaf Download
47 Muhammad Download
48 Al-Fath Download
49 Al-Hujurat Download
50 Qaf Download
51 Adz-Dzariyat Download
52 Ath-Thur Download
53 An-Najm Download
54 Al-Qamar Download
55 Ar-Rahman Download
56 Al-Waqi’ah Download
57 Al-Hadid Download
58 Al-Mujadilah Download
59 Al-Hasyr Download
60 Al-Mumtahinah Download
61 Ash-Shaff Download
62 Al-Jumu’ah Download
63 Al-Munafiqun Download
64 At-Taghabun Download
65 Ath-Thalaq Download
66 At-Tahrim Download
67 Al-Mulk Download
68 Al-Qalam Download
69 Al-Haqqah Download
70 Al-Ma’arij Download
71 Nuh Download
72 Al-Jinn Download
73 Al-Muzzammil Download
74 Al-Muddatstsir Download
75 Al-Qiyamah Download
76 Al-Insan Download
77 Al-Mursalat Download
78 An-Naba’ Download
79 An-Nazi’at Download
80 ‘Abasa Download
81 At-Takwir Download
82 Al-Infithar Download
83 Al-Muthaffifin Download
84 Al-Insyiqaq Download
85 Al-Buruj Download
86 Ath-Thariq Download
87 Al-A’la Download
88 Al-Ghasyiyah Download
89 Al-Fajr Download
90 Al-Balad Download
91 Asy-Syhams Download
92 Al-Lail Download
93 Adh-Dhuha Download
94 Asy-Syarh Download
95 At-Tin Download
96 Al-‘Alaq Download
97 Al-Qadr Download
98 Al-Bayyinah Download
99 Az-Zalzalah Download
100 Al-‘Adiyat Download
101 Al-Qari’ah Download
102 At-Takatsur Download
103 Al-‘Ashr Download
104 Al-Humazah Download
105 Al-Fiil Download
106 Quraisy Download
107 Al-Ma’un Download
108 Al-Kautsar Download
109 Al-Kafirun Download
110 An-Nashr Download
111 Al-Masad Download
112 Al-Ikhlas Download
113 Al-Falaq Download
114 An-Nas Download

Selamat menikmati dan Meraih manfaat.
Jangan lupa Teruslah sampeyan mendoakanku, Guru Besar Ya Ibad, dengan doa-doa terbaik sampeyan.
0
Komentar
f
Share
t
Tweet
g+
Share
?
Unknown
Thursday, January 29, 2015

Monday, September 8, 2014

Tauhid Menolak Sekularisme

Jamaah Ya Ibad yang saya hormati, tetaplah zikrulloh dan husnuzhon (berprasangka baik) kepada Alloh.

Salah satu Isme yang wajib ditolak oleh muslim adalah SEKULARISME (SECULARISM). Sekulerisme merupakan produk olah fikir manusia. Dan manusia itu makhluk yang lemah. Sekulerisme bertentangan dengan Islam. Lantaran memang setiap isme, ide, faham, atau pemikiran yang tidak didasarkan pada apa yang diturunkan Alloh (dinulloh / Al Islam) adalah bentuk kekufuran yang harus diingkari, ditolak. 

Sekularisme adalah sebuah  pemikiran yang memisahkan antara bidang kehidupan pribadi dengan bidang-bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Bagi penganut sekularisme kehidupan beragama tidak boleh dicampur-adukkan dengan kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Agama hanya urusan masing-masing pribadi saja.  

Pada awalnya, sekularisme difahami sebagai isme (aliran pemikiran/pemahaman) yang mempercayai dan meyakini serta "mengimani" bahwa agama harus dipisah dari negara, sehingga dalam mengelola negara tidak boleh membawa simbol / atribut agama apalagi ajaran agama. Tetapi dalam prakteknya, sekulerisme telah menjadi suatu ideologi yang anti agama bahkan memusuhi agama.

Bagi penganut faham sekulerisme,  agama adalah urusan masing-masing pribadi. Agama dianggap tidak selaras dan tidak pantas ada pada bidang kehidupan yang lain. Agama harus dipisahkan dari aneka bidang kehidupan yang lain, sebab mereka meyakini bahwa jika agama turut campur dalam bidang-bidang kehidupan yang lain maka akan menyebabkan disintegrasi dan dis-harmoni. Begitulah hasil pemikiran mereka yang diperoleh berdasarkan pengalaman "kerajaan dan pemerintahan di-eropa masa lalu (sebelum revolusi perancis)".  

Sedangkan setiap muslim percaya, Islam itu agama yang sempurna. Semua bidang kehidupan manusia baik itu kehidupan pribadi, berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sudah ada aturannya di-dalam Islam. Sudah sempurna, ajaran Islam tak perlu lagi dimodifikasi. Tidak perlu ada lagi penambahan dan atau pengurangan. Kesempurnaan ini bisa terjadi karena Islam itu diturunkan oleh Sang Khalik Yang Maha Sempurna, Alloh Jalla Jalaluh, sebagai petunjuk bagi manusia. 

Oleh sebab itu jika ada yang berupaya menambahi atau mengurangi ajaran Islam, maka pelakunya kalau dia tidak bodoh tentulah orang yang sok tau, yang takabur, sombong. Menambah atau mengurangi ajaran Islam berarti mengubah kesempurnaan yang sudah Alloh turunkan dan menganggap Islam belum sempurna. Padahal Alloh sangat membenci orang-orang yang merubah apa yang sudah DIA turunkan, yang sok tau, yang takabur, sombong,  

Bagi seorang muslim, Islam merupakan petunjuk dan hukum yang harus dilaksanakan dalam tiap bidang kehidupan. Kehidupan beragama (baca : ber-Islam) terintegrasi sedemikian rupa sehingga tak dapat dipisahkan dari bidang kehidupan manusia yang lain. Setiap muslim akan menolak pemikiran, isme, dan ideologi yang bertentangan dengan Ajaran Islam. Bagi seorang muslim menerima pemikiran, isme, dan ideologi yang bertentangan dengan Ajaran Islam adalah bentuk kebodohan dan kesombongan. MUI (Majelis Ulama Indonesia) sudah membuat Fatwa Haram terkait sekulerisme ini. 

Mulai dari pribadi sampai bernegara, azas tunggal kehidupan seorang muslim adalah Islam. Orang yang beriman meyakini hidupnya akan selamat jika dua sumber ajaran Islam, Al Qur'an dan Al Hadits, dijadikan sebagai sumber dari segala sumber hukum. Tiada hukum selain Hukum Islam. Begitulah memang mestinya aplikasi tauhid dalam kehidupan manusia. Tidak ada ide, aturan, isme, pemikiran dan faham-faham lain selain Islam.

Fahamilah niscaya sampeyan beruntung.....
Terakhir, kembali saya ingatkan, teruslah sampeyan Zikrulloh dan Jangan Sampai Cacat Tauhid Sampeyan, lantaran Agama Islam adalah Agama Tauhid. Tidak ada ke-Islam-an tanpa Tauhid.

Assalamu ála manittabaál huda,
Guru Besar Ya Ibad
0
Komentar
f
Share
t
Tweet
g+
Share
?
Unknown
Monday, September 08, 2014

Tuesday, May 7, 2013

Tanda-Tanda Mati Syahid Menurut Al Qur'an dan Al Hadist

Di dalam kitab Ahkamul Janaiz, syaikh Nashiruddin Al Albani, mengumpulkan Tanda-Tanda Mati Syahid dari Al Qur’an dan Sunah shahihah, beliau mendapatinya ada 19 tanda, berikut ini ringkasannya:


Sesungguhnya Dzat Yang Mensyariatkan telah menjadikan beberapa tanda yang jelas untuk menunjukkan husnul khatimah – Allah Ta’alaa telah menetapkannya dengan kurnia dan kenikmatanNya – maka siapa saja yang meninggal dengan memiliki salah satu tandanya maka itu merupakan berita gembira:

Pertama:
Mereka yang dapat mengucapkan syahadat menjelang kematian sebagaimana ditunjukkan dalam banyak hadis yang shahih diantaranya:

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: ( barangsiapa yang ucapan terakhirnya Laa ilaaha illallah maka dia masuk surga ) ( hadits hasan).

Kedua:
Kematian yang disertai dengan basahnya kening dengan keringat atau peluh berdasarkan hadis Buraidah bin Hushaib radhiallahu anhu:

Dari Buraidah bin Khusaib radhiallahu anhu: ( bahwa ketika dia berada di Khurasan sedang membesuk seorang sahabatnya yang sakit dia mendapatinya sudah meninggal tiba-tiba keningnya berkeringat maka dia berkata: Allahu Akbar, aku mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: ( kematian seorang mukmin disertai keringat dikeningnya ) ( hadits shahih ).

Ketiga:
Mereka yang meninggal pada malam jum'at atau siangnya berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam ( hadits dengan seluruh jalurnya hasan atau shahih )

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: ( tidaklah seorang muslim yang meninggal pada hari Jumaat atau malam Jumaat melainkan Allah Melindunginya dari siksa kubur ).

Keempat:
Meninggal dalam keadaan syahid dimedan perang sebagaimana firman Allah Ta’alaa :

Artinya: ( dan janganlah sekali-kali kamu mengira bahwa orang-orang yang terbunuh dijalan Allah mati, tetapi mereka hidup diberi rezeki disisi Tuhan mereka (169) Mereka bergembira dengan kurnia yang diberikan Allah kepada mereka, dan memberi khabar gembira kepada orang-orang yang belum mengikuti mereka dibelakang janganlah mereka takut dan sedih (170) Mereka memberi khabar gembira dengan kenikmatan dari Allah dan kurniaNya dan bahwa Allah tidak menyia-nyiakan balasan bagi orang-orang beriman) (QS Ali Imran :169-171).


Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: ( orang yang syahid mendapatkan enam perkara: diampuni dosanya sejak titisan darahnya yang pertama, diperlihatkan tempatnya dalam surga, dijauhkan dari siksa kubur, diberi keamanan dari goncangan yang dahsyat dihari kiamat, dipakaikan mahkota keimanan, dinikahkan dengan bidadari surga, diizinkan memberi syafaat bagi tujuh puluh anggota keluarganya) (hadits shahih).

Kelima:
Mereka yang meninggal ketika berjuang dijalan Allah (bukan terbunuh) berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam:

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: "apa yang kalian nilai sebagai syahid diantara kalian ?" Mereka berkata: "Ya Rasulullah siapa yang terbunuh dijalan Allah maka dia syahid." Beliau berkata: "jadi sesungguhnya para syuhada umatku sedikit." Mereka berkata: "lalu siapa mereka Ya Rasulullah?" Beliau berkata: "barang siapa yang terbunuh dijalan Allah syahid, barangsiapa yang mati dijalan Allah syahid, barangsiapa yang mati karena wabah taun syahid, barangsiapa yang mati karena penyakit perut syahid, dan orang yang tenggelam syahid."

Keenam:
Mati kerana satu wabah penyakit taun, berdasarkan beberapa hadits diantaranya:

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: (wabah tha’un merupakan kesyahidan bagi setiap muslim). ( hadits shahih)

Ketujuh:
Mereka yang mati kerana penyakit dalam perut berdasarkan hadits diatas.

Kedelapan dan kesembilan:
Mereka yang mati karena tenggelam dan terkena runtuhan berdasarkan sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam:

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: ( syuhada ada lima: yang mati kerana wabah taun, karena penyakit perut, yang tenggelam, yang terkena runtuhan dan yang syahid dijalan Allah) ( hadits shahih).

Kesepuluh:
Mereka yang matinya seorang wanita dalam nifasnya disebabkan melahirkan anaknya:

Dari Ubadah bin Shamit radhiallahu anhu bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menjenguk Abdullah bin Rawahah dan berkata: beliau tidak berpindah dari tempat tidurnya lalu berkata: tahukah kamu siapa syuhada dari umatku? mereka berkata: terbunuhnya seorang muslim adalah syahid. Beliau berkata: ( jadi sesungguhnya para syuhada umatku, terbunuhnya seorang muslim syahid, mati karena wabah taun syahid, wanita yang mati kerana janinnya syahid [ditarik oleh anaknya dengan tali arinya kesyurga]) ( hadits shahih ).

Kesebelas dan kedua belas:
Mereka yang mati kerana terbakar dan sakit bengkak panas yang menimpa selaput dada ditulang rusuk, ada beberapa hadits yang terkait yang paling masyhur:

Dari Jabir bin ‘Atik dengan sanad marfu’ : ( syuhada ada tujuh selain terbunuh di jalan Allah: yang mati kerana wabah taun syahid, yang tenggelam syahid, yang mati kerana sakit bengkak yang panas pada selaput dada syahid, yang sakit perut syahid, yang mati terbakar syahid, yang mati terkena runtuhan syahid, dan wanita yang mati setelah melahirkan syahid) (hadits shahih).

Ketiga belas:
Mereka yang mati karena sakit Tibi berdasarkan hadits:

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: ( terbunuh dijalan Allah syahid, wanita yang mati kerana melahirkan syahid, orang yang terbakar syahid, orang yang tenggelam syahid, dan yang mati karena sakit Tibi syahid, yang mati karena sakit perut syahid) (hadits hasan).

Keempat belas:
Mereka yang mati kerana mempertahankan hartanya yang hendak dirampas.Dalam hal itu ada beberapa hadits diantaranya:

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: ( barang siapa yang terbunuh karena hartanya ( dalam riwayat: barang siapa yang hartanya diambil tidak dengan alasan yang benar lalu dia mempertahankannya dan terbunuh) maka dia syahid) (hadits shahih).

Kelima belas dan keenam belas:
Mereka yang mati kerana mempertahankan agama dan dirinya:

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: ( barang siapa yang terbunuh kerana hartanya syahid, barang siapa yang terbunuh kerana keluarganya syahid, barang siapa yang terbunuh kerana agamanya syahid, barang siapa yang terbunuh kerana darahnya syahid) ( hadits shahih).

Ketujuh belas:
Mereka yang mati dalam keadaan ribath (berjaga diperbatasan) di jalan Allah. Ada dua hadis dalam hal itu salah satunya:

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: ( ribath sehari semalam lebih baik dari berpuasa dan qiyamul lail selama sebulan, dan jika mati maka akan dijalankan untuknya amalan yang biasa dikerjakannya, akan dijalankan rezekinya dan diamankan dari fitnah) ( hadits shahih).

Kedelapan belas:
Mati ketika melakukan amal soleh berdasarkan hadis:

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: ( barangsiapa yang mengucapkan: Laa ilaaha illallah mengharapkan wajah Allah lalu wafat setelah mengucapkannya maka dia masuk surga, barangsiapa berpuasa satu hari mengharapkan wajah Allah lalu wafat ketika mengerjakannya maka dia masuk surga, barangsiapa yang bersedekah dengan satu sedekah mengharapkan wajah Allah lalu wafat ketika mengerjakannya maka dia masuk surga) ( hadits shahih).

Kesembilan belas:
Mereka yang dibunuh oleh penguasa yang zalim karena memberi nasihat kepadanya:

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: ( penghulu para syuhada adalah Hamzah bin Abdul Muththalib dan seseorang yang mendatangi penguasa yang zalim lalu dia memerintahkan yang baik dan melarang dari yang mungkar lalu dia dibunuhnya)

Demikianlah 19 Tanda-Tanda Mati Syahid yg diterangkan dalam Kitab Ahkamul Janaiz


Ya Ibad ~
NOTE : Konten blog ini diluar dari tanggung jawab dari Yayasan Al Mukhlasin 'Ibadurrohman.

Kunjungi pula :
1. Facebook Guru Besar Ya Ibad
3. Ya Ibad di Google Plus





0
Komentar
f
Share
t
Tweet
g+
Share
?
Unknown
Tuesday, May 07, 2013

Tuesday, February 26, 2013

Sikap Muwahid Terhadap Politik

Jamaah Ya Ibad Yang Kami Cintai,


Salah satu yang mesti diperjuangkan oleh aktivis muslim adalah dijadikannya UU dan Hukum Alloh (Dustur Illahi /Syariah Islam) sebagai SEBUAH sistem yg menjalankan negeri ini. Karena jika masih menggunakan sistem batil, sistem thoghut, hasilnya akan sama saja, yaitu tidak bisa menyelamatkan manusia di dunia apalagi di akhirat kelak.

Rosulullah SAW sendiri mencontohkan saat fase Mekkah. Ketika sistem Islam memang belum siap karena kekuasaan dan keamanan belum sepenuhnya di tangan umat Islam, Rosululloh tidak terlibat sama sekali dalam sistem hukum dan kepemimpinan jahiliyah saat itu. Bahkan saat dibujuk dan ditawarkan kepadanya kekuasan (tahta) untuk menjadi pemimpin oleh kafir Quraisy, Rosulullah menolak. Sebab beliau tahu kekuasaan yang diberikan itu bukan untuk menjalankan sistem Islam secara penuh, tetapi sekadar kompromi politik. Rosulullah tahu persis konsekuensi menerima bujukan itu berarti mencampurkan antar hak dan batil. Sesuatu yang sangat bertentangan dengan prinsip Islam, bertentangan dengan Tauhid.

Sikap Rosululloh SAW sekaligus mencerminkan penolakan terhadap pragmatisme yang hanya memikirkan bagaimana kekuasaan dapat diraih. Padahal kalau menggunakan logika pragmatisme sekarang, apa salahnya Rosululloh mengambil kekuasaan saat itu, bukankah ada gunanya walaupun sedikit? Bukankah dengan kekuasan itu, kaum Muslim sedikit terlepas dari siksaan? Bukankah dakwahnya akan lebih lapang? Rosululloh SAW tetap berpegang pada prinsip perjuangan yang tidak mengenal kompromi. Meskipun Rosululloh dan sahabat-sahabatnya kemudian harus menghadapi ujian yang berat, berupa hinaan, cercaan, siksaan, hingga pembunuhan.

Itulah sikap seorang muwahid (orang yg bertauhid).

Lalu Bagaimana Dengan Sampeyan (Jamaah Ya Ibad) ?


Mulai sekarang, Sampeyan tidak boleh tutup mata dengan keadaan politik di negeri mana sampeyan berdomisili dan gejolak politik dunia. Supaya sampeyan bisa bertambah bijaksananya. Sikap berlepas diri dari politik, cuek, tidak mau tahu dengan urusan politik adalah sikap orang yg tidak ber-Islam secara kaaffah atau sekuler. Minimal, Tegaknya Syariat Islam di negeri ini wajib sampeyan perjuangkan.

Sampeyan sebaiknya tidak hanya memikirkan urusan Ya Ibad saja, yayasan sampeyan saja, kelompok sampeyan saja. Karena ini adalah penyakit asshobiyyah (fanatisme kelompok / golongan) yang wajib sampeyan hindari.

Mulailah dari sekarang, belajar untuk BUKA MATA melihat kondisi kaum muslimin.


Kunjungi pula :
1. Facebook Guru Besar Ya Ibad
2. Ya Ibad di Google Plus
0
Komentar
f
Share
t
Tweet
g+
Share
?
Unknown
Tuesday, February 26, 2013

Sunday, February 24, 2013

Contoh Keganasan Kafir Di Indonesia

Penjajah Belanda yang beragama Kristen, dan mereka itu adalah minoritas di Nusantara, terbukti telah bercokol mencengkeramkan kuku-kukunya di Nusantara selama 350-an tahun dengan aneka pelanggaran dan pemerkosaan hak-hak sipil. Berapa ribu ulama yang telah dibantai dengan cara diadu domba. Contohnya, di zaman Amangkurat I, pengganti Sultan Agung di Kerajaan Mataram Islam, di Jogjakarta, Amangkurat I mengadakan perjanjian dengan Belanda, lalu para ulama tidak setuju, maka dikumpulkanlah para ulama itu di alun-alun (lapangan) sejumlah 5.000-an ulama, lalu dibantai. Sejarahnya sebagai berikut:

Amangkurat I membantai ribuan ulama


Pembantaian terhadap umat Islam kadang bukan hanya menimpa umat secara umum, namun justru inti umat yang dibantai, yaitu para ulama. Pembantaian yang diarahkan kepada ulama itu di antaranya oleh Amangkurat I, penerus Sultan Agung, raja Mataram Islam di Jawa, tahun 1646.

Peristiwa itu bisa kita simak sebagai berikut:

‘Penyebaran Islam menjadi benar-benar terhambat dan sekaligus merupakan sejarah paling hitam tatkala Amangkurat I mengumpulkan 5000 sampai 6000 orang ulama seluruh Jawa dan membunuhnya seluruhnya secara serentak.’[1]

Masalah ini ditegaskan lagi oleh Sjamsudduha pada halaman lain: ‘Penyebaran Islam pernah mengalami hambatan yang bersifat politis, yaitu adanya pergolakan intern dalam kerajaan-kerajaan Islam. Hambatan yang paling hebat dalam proses penyebaran Islam terjadi ketika Amangkurat I melakukan pembunuhan besar-besaran terhadap lima sampai enam ribu ulama dan keluarganya. Penyebaran Islam di Jawa mengalami stagnasi untuk beberapa lama karena kehabisan muballigh, dan perasaan takut.’[2]

Dibantainya lima ribu sampai enam ribu ulama itu adalah masalah yang sangat besar. Sumber yang lain menyebutkan:

‘Amangkurat I, juga terkenal dengan nama Amangkurat Tegal Arum atau Tegal Wangi (karena mangkat di tempat tersebut) ialah putera Sultan Agung; naik tahta Mataram (1645) sebagai pengganti ayahnya. Berlainan dengan Sultan Agung yang bijaksana, Amangkurat I pada waktu hidupnya membuat beberapa kesalahan dan sebagai tanda kelemahan ia mengadakan perjanjian perdamaian dengan Kompeni Belanda  (1646). Tindakannnya ini ditentang oleh beberapa golongan, di antaranya para alim ulama, sehingga mereka ini disuruh bunuh.’[3]

Peristiwa besar berupa pembantaian terhadap ribuan ulama  itu tidak terjadi kecuali di belakangnya ada penjajah Belanda yang menyetir Amangkurat I.

Penjajah Belanda itu jumlahnya sedikit, minoritas, tetapi memegang kendali kepemimpinan, terbukti memainkan peran jahatnya terhadap inti umat Islam yaitu membantai ribuan ulama. Kelompok minoritas itu sampai membantai yang mayoritas saja tidak takut, apalagi kejahatan-kejahatan lainnya.

Di Zaman penjajahan menyusu penjajah, zaman merdeka bertingkah


Berikut ini sebagian data kejahatan minoritas kafir penjajah Belanda terhadap umat Islam dalam hal memberi dana sangat besar kepada Kristen dan Katolik, sebaliknya sangat kecil terhadap Islam.

Semenjak masa pemerintah kolonial Belanda, Katolik terutama  Protestan memperoleh dana bantuan yang besar sekali, tidak demi­kian dengan Islam. Sebagai contoh pada tahun 1927 alokasi bantuan  untuk modal dalam rangka pengembangan agama, adalah sebagai  berikut:

Protestan memperoleh      € 31.000.000

Katolik memperoleh          € 10.080.000

Islam memperoleh            €       80.000.[4]



Dana besar dari penjajah Belanda itu digunakan oleh orang  Kristen dan Katolik untuk membangun gedung-gedung, sekolah, rumah  sakit dan sebagainya. Sedang ummat Islam tidak punya uang. Pada  gilirannya, anak-anak orang kafirin itu telah makan sekolahan  sedang anak-anak Muslimin belum, kecuali sedikit, maka ketika  merdeka, orang-orang kafirin Nasrani itu masuk ke pos-pos pemer­intahan di mana-mana. Padahal mereka itu ogah-ogahan untuk merde­ka, lebih enak menyusu pada penjajah sesama kafir. Jadi, yang  berjuang mengorbankan nyawa dan harta untuk melawan penjajah  kafir itu orang Islam, namun ketika merdeka, penyusu Belanda itu  justru yang leha-leha duduk di kursi-kursi pemerintahan.

Keadaan itu makin didukung oleh sikap pemerintahan Soekarno  yang  bersama PKI (Partai Komunis Indonesia) mempecundangi ummat  Islam. Senjata ampuh Soekarno dan PKI adalah istilah DI (Darul  Islam) yang harus dihabisi sampai seakar-akarnya. Di situ kafirin  Nasrani bersorak kegirangan karena ummat Islam dikuyo-kuyo  (dipecundangi, disengsarakan). Di masa Soeharto berkuasa 32 tahun  pun ummat Islam dikuyo-kuyo lagi oleh Soharto, Ali Moertopo,  Benny Moerdani, Sudomo (sebelum masuk Islam) dengan tunggangan  Golkar. Sampai hanya untuk bicara agama saja harus pakai SIM  (Surat Izin Muballigh). Dan ummat Islam banyak dibantai di mana- mana, di Aceh, Tanjung Priok, Lampung, Haur Koneng Jabar dan sebagainya.  Lagi-lagi kafirin Nasrani bersorak sorai.

Mereka yang sorak sorai –selama umat Islam dibantai, dikuyo-kuyo dan didhalimi– itu kini diusulkan oleh Dawam Rahardjo (pembela aliran-aliran sesat yang merusak Islam seperti Ahmadiyah, Lia Eden, Sepilis –sekulerisme, pluralisme agama, dan liberalisme— dan semacamnya)  untuk memimpin Departemen Agama. Padahal diadakannya Departemen Agama itu sendiri menurut sejarahnya adalah hadiah bagi umat Islam, karena para ulama dan umat Islam telah berjuang mati-matian untuk meraih kemerdekaan.

Bagaimana kira-kira kalau usulan Dawam Rahardjo itu terlaksana?


Kalau toh penyengsaraan terhadap umat Islam tidak sampai tingkat pembantaian, maka seandainya dari kalangan Kristen memimpin Departemen Agama, lakon nenek moyangnya dalam ideology dan agama, yaitu penjajah Belanda, bisa diterapkan pula. Yaitu dana untuk Nasrani 41 juta Gulden, sedang untuk Islam hanya 80 ribu Gulden saja.

Tidak usah jauh-jauh ke zaman Belanda, di saat pemerintahan Orde Baru pimpinan presiden Soeharto, ketika Benny Moerdani yang Nasrani itu dijadikan Menteri Pertahanan dan Keamanan/ Panglima Angkatan Bersenjata, ternyata ratusan umat Islam dibantai di Tanjung Priok, Jakarta Utara, 12 September 1984. Diperkirakan ratusan Muslimin dibantai, diangkut bertruck-truck entah ke mana dikuburkannya, tak jelas.

Kemudian ketika TB Silalahi dari Nasrani pula dijadikan Menteri Aparatur Negara, maka membuat kebijakan yang mengarah pada pembunuhan madrasah-madrasah sore hari, dengan cara menambah lama bersekolah di sekolah-sekolah umum sampai agak sore, sehingga mengakibatkan rontoknya madrasah-madrasah sore hari. Masih pula ditambah dengan menghapus pengadaan guru-buru negeri untuk sekolah swasta, yang artinya adalah membunuh madrasah-madrasah (swasta) se-Indonesia. Hingga kini setelah tahun 2000 pun dampaknya makin memprihatinkan.

Madrasah-madrasah (swasta) mengalami koleps, rata-rata dalam keadaan megap-megap, karena kekuarangan guru. Untuk seluruh Indonesia diperkirakan butuh 200.000-an guru madrasah, dan khabarnya sampai sekarang kalau Departemen Agama RI mengajukan kepada pemerintah untuk mengadakan tenaga guru itu senantiasa ditolak, kecuali sangat sedikit. Sebaliknya, TB Silalahi walau sudah tak jadi menteri masih aktif dalam kenasraniannya secara nasional, misalnya jadi ketua panitia natalan tingkat nasional, yang mampu menggiring para pejabat Muslim sampai tingkat presiden untuk hadir di upacara bernatalan ria, satu hal yang telah diharamkan oleh MUI (Majelis Ulama Indonesia) bagi umat Islam. Seakan fatwa MUI itu dianggap angin lalu oleh para pejabat Muslim. Padahal, mereka (pejabat-pejabat Muslim) itu ketika sebelum naik jabatan biasanya mendekat-dekat kepada umat Islam, paling kurang dengan cara hadir di masjid-masjid,guna meraih simpati umat Islam, misalnya. Terkutuklah mereka. Agama dijadikan alat untuk meraih jabatan.

Betapa bedanya antara pejabat yang Muslim dengan yang kafir. Kalau pejabat kafir, sampai sudah tidak menjabat pun masih gigih menjajakan kekafirannya, seperti menjadi panitia upacara nasional kekafiran mereka, dan mampu menggiring pejabat yang masih aktif untuk hadir di acara kekafiran mereka. Sebaliknya, pejabat-pejabat Muslim, ketika masih menjabat saja sudah lupa terhadap Islam dan umat Islam. Justru biasanya mereka ikut-ikutan ke acara-acara kafir. Kemudian setelah mereka tidak punya jabatan lagi, baru sebagian mendekat-dekat lagi ke umat Islam, tetapi sudah tidak ada daya apa-apa, hanya sekadar mengisi waktu menunggu umur. Itu saja sering-sering hanya berfungsi untuk mengendur-ngendurkan perjuangan Islam, dengan alasan persatuan dan kesatuan, misalnya; lalu cenderung ke pluralisme agama, menyamakan semua agama, atau paling tidak ya sekuler. Yang nampak di permukaan biasanya seperti itu, bila kebetulan tidak tersangkut perkara korupsi dan semacamnya yang mengakibatkan sakit atau malahan meninggal sebelum sempat diadili.

Kalau ketika jadi pejabat dikenal galak, atau pelit, atau lebih dari itu justru tukang peras, biasanya ketika pensiun, mereka minggat,  menjauh dari tempat semula. Entah dengan cara membeli tanah di kompleks yang suasananya dianggap aman, atau sekadar ndompleng  ke anak atau menantu, bila perlu. Perkara nasib mereka di akherat seperti apa, itu urusan Allah subhanahu wata’ala terhadap mereka. Kalau di dunia sudah banyak mendhalimi manusia, bahkan agama Allah subhanahu wata’ala, maka betapa ngerinya. Maka mumpung masih hidup, sebaiknya bertaubat, memperbanyak amal sholih, ikhlas lillahi Ta’ala, agar husnul khotimah.

Kembali kepada sikap Dawam Rahardjo, perlu diingatkan mengenai kegigigihan orang kafir tersebut. Yang telah dikemukakan itu tadi, orang-orang Nasrani sampai sebegitu jauhnya dalam memecundangi Islam dan umat Islam. Padahal mereka itu tidak langsung memegang jabatan yang berkaitan dengan agama Islam. Bagaimana pula seandainya mereka yang Nasrani itu menjadi menteri agama? Tidak jadi menteri agama saja, terbukti pencelakaan terhadap umat Islam sudah sedemikian drastisnya. Lha kok Dawam Rahardjo yang dijuluki sebagai cendekiawan Muslim malahan sama sekali buta terhadap lakon jahat orang Nasrani yang telah ditusukkan kepada umat Islam se-Indonesia, padahal jelas-jelas di depan mata.

Sebaiknya Dawam Rahardjo membuka mata, melihat sejarah, agar ada sedikit gambaran tentang betapa mengenaskannya (memprihatinkannya) kondisi umat Islam akibat disengsarakan oleh kelompok minoritas anti Islam.

Kembali ke kekejaman Belanda (minoritas tapi menjajah) dalam membunuhi umat Islam. Peristiwa Perang Paderi selama 13 tahun (1824-1837M), antara Islam (Salaf)[5] yang dipimpin Imam Bonjol dan kaum adat (Islam tradisional) di Sumatera Barat dicampur tangani Belanda. Belanda memihak kaum adat. Kaum adat berdebat sesamanya. Sebagian kaum adat memihak ke Imam Bonjol, dan sebagian menyerah terhadap Belanda. Lalu Imam Bonjol sendiri ditipu oleh Belanda dengan cara pura-pura akan diadakan perdamaian, namun hanya menipu untuk menangkapnya, kemudian membuangnya ke Betawi, ke Cianjur Jawa Barat, lalu ditahan di Ambon, dipindah ke Menado, dan wafat di sana setelah 10 tahun di Menado, 6 November 1864.[6]

Belum lagi perang Aceh, Belanda dengan dipanas-panasi oleh penasihatnya, Snouck Hurgronje bahwa satu-satunya jalan hanyalah berlaku keras terhadap para ulama dan umat Islam, lalu dibantailah para ulama di Aceh, beserta umat Islam.

Sikap Snouck terhadap Islam, Ulama, dan Muslimin


Fakta sejarah menunjukkan kedustaan Snaouck Hurgronje dan rencana penyamarannya bukan tidak mungkin menunjukkan bahwa masuk Islamnya di Jeddah serta hubungannya dengan orang-orang Aceh di Mekkah al-Mukarramah pun termasuk perbuatan pura-puranya. Namun, dusta tersebut telah memberinya jalan memasuki daerah Aceh, tempat dia akan mengumpulkan informasi-informasi yang dapat memberi saham dalam mewujudkan pemecahan masalah atas daerah Aceh bagi Belanda. Untuk itu Snouck Hurgronje menerima pekerjaan di Batavia.

Di Batavia, dia mulai mengumpulkan informasi tentang pengajaran Islam di sekolah-sekolah Jawa Barat dan Jawa Tengah, serta tentang apa yang dinamakan hierarki keagamaan Islam yang berkali-kali disangkal keberadaannya oleh Snouck Hurgronje. Pada dasarnya, Snouck benar karena di dalam Islam tidak dikenal sistem hierarki sebagaimana dalam  Katolik atau Kristen pada umumnya. Kemudian datang perintah untuknya agar melaksanakan tugas resmi yang telah digambarkan dalam rekomendasi-rekomendasi sebagai sesuatu yang sangat rahasia. Dalam perjalanan mata-matanya itu, orang-orang Aceh, termasuk beberapa ulama, menaruh kepercayaan penuh kepadanya.

Mereka memberi sambutan hangat dan menerima kedatangannya. Laporan-laporannya (kepada pemerintah Belanda, pen) berisi kebencian, dendam, pemutarbalikan, dan kebohongan, khususnya terhadap para ulama yang dianggap sebagai kendala penghambat tunduknya daerah Aceh kepada pemerintah Belanda. Para ulama merupakan motor penggerak spitritual masyarakat dalam membela daerah itu sehingga di dalam laporan-laporan spionasenya, para ulama itu berpuluh-puluh kali dijuluki gerombolan ulama. Selain itu, diapun menyampaikan usul kepada pemerintah kolonial untuk menempuh cara politik kekerasan dan penumpasan terhadap para ulama dengan menyatakan:

 “Sesungguhnya musuh utama dan yang giat adalah para ulama dan para petualang yang menyusun gerombolan-gerombolan yang kuat. Sekalipun jumlah mereka sedikit dan tumbuh di antara lapisan-lapisan masyarakat yang bermacam-macam, mereka mendapat tambahan dari sebagian penduduk dan pemimpin-pemimpinnya. Tidak mungkin akan diperoleh manfaat dalam perundingan dengan partai musuh ini karena akidah dan kepentingan pribadi mereka mengharuskan mereka untuk tidak tunduk, kecuali dengan penggunaan kekerasan terhadap mereka. Sesungguhnya persyaratan yang paling mendasar untuk mengembalikan peraturan di daerah Aceh haruslah mengkaunter para ulama dengan kekerasan sehingga ‘ketakutan’ menjadi faktor yang menghalangi orang-orang Aceh untuk bergabung dengan pemimpin-pemimpin gerombolan agar terhindar dari bahaya. Menurut pendapat saya, mesti dipersiapkan rencana mata-mata yang efektif dan terorganisasi untuk memata-matai Tuanku Kuta Karang (pemimpin ulama pada tahun 1892) dan gerombolannya. Pasti akan ada hasil awalnya. Biarpun saya tidak mampu menjelaskan seluruh rinciannya, namun saya berani berkata bahwa pekerjaan mata-mata itu adalah suatu kemungkinan.” [7]

Demikianlah faktanya. Snouck telah melibatkan dirinya untuk kepentingan penjajahan dengan bukti pernyataan dan laporannya kepada Jendral Van Houts untuk memerangi kaum muslimin di seluruh wilayah jajahan Belanda. Dengan kata lain ia mengusulkan untuk menggunakan kekerasan dalam menumpas kaum muslimin. Karena itu Jendral tadi mendapat julukan “pedang Snouck yang ampuh” karena keberhasilannya dalam memerangi umat Islam.

Di samping itu Snouck Hurgronye juga banyak membantu dalam pembinaan kader missionaris Belanda dan membuka sekolahan untuk mengkristenkan muslimin di seluruh wilayah jajahannya.

Terdapat fakta lain pula bahwa seorang tokoh missionaris kondang dan sangat disegani di kalangan kaum orientalis yang bernama Hendrick Kraemer adalah murid Snouck Hurgronje, dari tahun 1921 hingga tahun 1935. Hubungan di antara guru dan murid terus berkesinambungan tanpa putus. Snouck Hurgronje wafat pada tahun 1936.[8]

Dr Van Koningsveled  berkata: “Tidak terputus surat menyurat antara Snouck Hurgronje dan muridnya, Hendrik Kraemer, misisionaris terkenal dan berpengaruh dalam lingkungan  aktivis kristenisasi dari tahun 1921 sampai dengan 1935. Menurut penjelasan Boland, buku Hendrik Kraemer, Misi Kristen di Dunia Non Kristen[9]  mengungkapkan dengan jelas bahwa orang-orang Kristen mempunyai rencana untuk mengkristenkan dunia, khususnya Indonesia. Mereka bertujuan menundukkan dunia Islam.[10] Bahkan, Kreamer membandingkan Islam dengan Nazi.[11]

Zaman "merdeka" (tanda kutip) , minoritas pun membantai umat Islam


Bahkan di zaman merdeka dan setelah tahun 2000 pun Indonesia yang mayoritas Muslim ini, kaum minoritas membantai umat Islam di Poso Sulawesi, juga di Ambon. Tibo, otak pembantaian terhadap umat Islam di Poso, dikabarakan mengaku didoakan oleh gereja ketika mau melakukan pembantaian itu.[12]  Majalah Sabili No 22, Th XIII, 18 Mei 2006/ 20 Rabi’ul Akhir 1427H memberitakan sebagai berikut:

Gereja acap kali disebut-sebut dalam berbagai kerusuhan di tanah air. Keterlibatan gereja pula yang disebut tervonis mati Tibo baru-baru ini.

Menjelang eksekusi mati, panglima pasukan Merah saat konflik Poso berkecamuk beberapa waktu lalu ini, mengungkap keterlibatan Majelis Sinode Gereja Kristen Sulawesi Tengah (GKST). GKST pimpinan pendeta Damanik yang berpusat di Tentena ini, menurut Tibo terlibat dalam pembantaian umat Islam Poso.

Menurut Tibo, (pihak gereja) GKST memberikan dukungan moril dan lainnya kepada pasukan Merah yang hendak menyerang kaum Muslimin Poso. Bahkan, lanjut Tibo, para pendeta mendoakan mereka dengan upacara ala Kristen di Gereja tersebut.

Hasilnya? Sebuah tragedy kemanusiaan yang di luar batas kewajaran manusia. Pembantaian dan penganiayaan terhadap umat Islam secara biadab telah dilakukan pasukan Merah. Fakta ini terungkap dari keterangan sejumlah saksi saat persidangan Tibo beberapa waktu yang lalu.

Kesadisan pasukan Kelelawar pimpinan Tibo terhadap kaum Muslimin terungkap di persidangan. Menurut salah satu saksi, pembina pesantren Walisongo Poso, Ustadz Ilham, ia melihat rekannya dibacok pasukan Merah pimpinan Tibo, sebelum ia nekad loncat dari mobil dan meloloskan diri.

Sebelumnya,  Ustadz Ilham bersama 28 orang lainnya disuruh buka baju. Selanjutnya tangan diikat satu persatu dengan sabut kelapa, tali nilon dan kabel. Kemudian digiring lewat hutan tembus desa Lempomawu. Rombongan Ustadz Ilham berjalan ke desa Ranononco dan ditampung di sebuah baruga.

Di sanalah mereka disiksa dalam keadaan berbanjar dua barisan. Selanjutnya ikatan tangan ditambah sampai bersusun tiga. Badan Ustadz Ilham diiris, ditendang dan dipukul dengan berbagai alat. Tak puas dengan itu, mereka menyirami umat Islam dengan air panas selama dua jam.

Kebringasan pasukan Merah itu juga diungkap saksi lainnya, Tuminah. Menurut kesaksian Tuminah, pasukan Merah mengikat mereka dengan tali dan memisahkan antara laki-laki dan perempuan. Di bilik sebuah sekolah, Dominggus meminta para Muslimah melepas bajunya dan disuruh berputar-putar di depannya.

Jauh sebelumnya, keterlibatan Gereja juga disebut-sebut saat penyerangan kaum Kristen terhadap umat Islam Maluku di akhir tahun 1999. Sehari setelah Natal, Ahad (26/12 1999), dengan amat tiba-tiba, massa Kristen menyerang dan membantai kaum Muslimin di Kecamatan Tobelo, Maluku Utara.

Seorang saksi menceritakan, pembantaian yang menyayat hati umat Islam tersebut. Menurut ceritanya, sebelum penyerangan biadab itu terdengar suara lonceng Gereja saling bersahutan serta suara gaduh tiang listrik, bak pertanda kesiapan untuk menyerang.



Seketika, massa Kristen yang membawa berbagai senjata tajam sudah mengepung dan membombardir Masjid Jami’ tempat berlindungnya ribuan kaum Muslimin. Masjid Jami’pun diguyur bensin dan dengan cepat api menjilat tembok-temboknya.

Jerit tangis anak-anak kecil bayi yang kepanasan dan istighfar para Muslimah terdengar bersahut-sahutan. Yang mencoba keluar masjid langsung dibantai. Kurang lebih 750 orang kaum Muslimin yang berada di dalam masjid tersebut terbakar hidup-hidup, hingga mengeluarkan aroma daging terbakar.[13]

Sejumlah pihak pun mensinyalir keterlibatan Gereja di sejumlah daerah konflik lainnya. Sebut misalnya, kerusuhan Timor Timur (saat masih masuk wilayah Indonesia). Ketika itu, kepala Kanwil Departemen Agama di Timor Timur seorang Katolik. Ternyata karyawannya yang beragama Islam, hanya mau berkhutbah Jum’at di masjid saja dilarang oleh Kakanwilnya yang Katolik itu. Pengakuan karyawan Kanwil Departemen Agama Timor Timur bahwa dirinya dilarang oleh Kakanwilnya untuk berkhutbah di masjid itu penulis dengar langsung ketika penulis bersama rombongan wartawan Islam dari Jakarta berada di Dilly Timor Timur, waktu masih jadi wilayah Indonesia. Nah, kalau menteri agamanya dari Katolik atau Kristen, jenis-jenis pembantaian terhadap umat Islam dan pelarangan-pelarangan khutbah di masjid-masjid bagi karyawan Departemen Agama, apakah tidak dilancarkan, bahkan digalakkan? Dawam Rahardjo perlu berpikir ulang, kalau memang masih mengaku Muslim, atau berpikiran obyektif.

Tirani minoritas


Apakah itu tidak pernah terdengar di telinga seorang professor yang menyandang gelar cendekiawan Muslim seperti Dawam Rahardjo? Sedang tidur di mana dia? Selain itu, apakah tidak pernah mendengar bahwa dalam perpolitikan di Indonesia selama masa Orde baru di bawah rezim Soeharto, dalam tempo 25 tahun dari 32 tahun kekuasaannya sering diistilahkan adanya tirani minoritas, lantaran kebijakan Soeharto mengikuti pihak minoritas dengan CSIS-nya dan di bidang kekuasaan adalah Benny Murdani-nya? Kemudian setelah ada kerenggangan antara Benny dan Soeharto, lantas terjadilah aneka kerusuhan di daerah-daerah Indonesia bagian timur yang di sana campur antara Muslim dan Kristiani, maka umat Islam dibantai, dibakari rumahnya, tokonya, dan bahkan masjid-masjidnya seperti yang terjadi di Timor Timur, Flores dan lainnya. Apakah Dawam tak pernah dengar? Bagaimana ketika pegawai Departemen Agama saja tidak boleh khutbah di masjid oleh atasannya ketika atasannya orang Katolik seperti yang terjadi di Timor Timur, padahal secara penduduk Indonesia, Katolik adalah minoritas. Apakah Dawam tak pernah dengar? Bagaimana misalnya menteri agamanya itu orang Kristen, lalu melarang pegawai Departemen Agama berkhutbah di masjid, sebagaimana Kepala Kanwil Depag Timor Timur waktu masih jadi wilayah Indonesia melarang pegawainya berkhutbah di masjid yang sudah ada, bahkan untuk didirikan musholla saja sulit di sana? Masih banyak lagi tentunya.

 Bukan hanya di wilayah yang banyak orang Kristennya. Di zaman Soeharto, saat berlangsung tirani minoritas, maka pencekalan terhadap khotib-khotib dan muballigh pun berlangsung, hingga ada istilah SIM (Surat Izin Muballigh). Daftar apa yang disebut muballigh-muballigh ekstrim pun beredar. Hingga muballigh digagalkan untuk berkhutbah hari raya seperti Pak Dr Deliar Noer yang digagalkan hingga masuk berita di Koran pun, Dawam tentunya dengar. Kenapa? Karena umat Islam dikuyo-kuyo oleh kebijakan yang memihak pada minoritas Kristen.

Nah, sekarang ini, rupanya Dawam justru menjadikan dirinya rela, suka ria, menjadi orang yang tidak perlu ditekan-tekan oleh minoritas Kristen, justru mencadangkan diri untuk di bagian depan sebagai orang yang rela untuk ditepuki oleh orang Kristen. Makin ramai tepuk sorak orang Kristen, makin bersemangatlah Dawam. Padahal, nanti kalau meninggal dunia, Pak Dawam apakah akan dirumat oleh orang Kristen? Apakah yang memandikan, mengkafani, mensholati, dan memasukkan ke liang kubur nanti diharapkan dari orang-orang Kristen? Dan misalnya masih percaya terhadap doa, apakah lebih baik yang mendoakan mayat Dawam nanti orang Kristen dengan nyanyian-nyanyian kemusyrikannya?

 Kalau Dawam Rahardjo istiqomah dengan pendapatnya, maka logika yang dapat dipetik: Lebih baik nanti yang merawat jenazah saya adalah dari pihak yang minoritas, misalnya Kristen. Karena mereka yang minoritas itu nanti tidak akan berani sewenang-wenang terhadap jasad saya. Berbeda dengan kalau yang merawat sampai menguburkan jasad saya itu dari pihak yang mayoritas, yakni kaum Muslimin, mereka pasti akan berbuat sewenang-wenang, karena merasa mayoritas, dan tidak dapat dikontrol dalam hal merawat jasad saya. Jadi saya lebih memilih untuk dirawat oleh orang Kristen dari proses perawatan jenazah saya sampai penguburannya. Kalau dapat, justru yang paling minoritas, yaitu orang yang tidak beragamalah yang harus merawat sampai menguburkan jenazah saya. Karena kalau yang paling minoritas, maka tidak mungkin akan berani untuk berbuat sewenang-wenang terhadap jasad saya. Berbeda dengan kalau yang mayoritas. Jadi saya lebih memilih untuk dirawat jenazah saya  oleh orang yang tidak beragama, daripada yang beragama.”  Itu logika yang pas dari ungkapan-ungkapan Dawam Rahardjo yang telah terlontar sebelumnya, bila dirangkaikan dengan kematiannya, kapan-kapan. (haji).

[1] Sjamsudduha, Penyebaran dan Perkembangan Islam- Katolik- Protestan di Indonesia, Usaha Nasional, Surabaya, 1987, halaman 119.

[2] Ibid, halaman 167.

[3] Prof. Mr, AG. Pringgodigdo –Hassan Shadily MA, Ensiklopedi Umum, Penerbit Yayasan Kanisius, Yogyakarta, 1977, halaman 45.

[4] Sjamsudduha, Penyebaran dan Perkembangan Islam - Katolik- Protestan di Indonesia,_Usaha  Nasional Indonesia, cet II, 1987, hal 129.

[5] Sebelum Imam Bonjol datang dari Makkah, sudah berlangsung pemurnian Islam di Minangkabau menjelang akhir abad 18, dengan dibereskannya tarikat-tarikat Syatariyah dan sebagainya ke arah lebih mengikuti syara’. Lalu datanglah Imam Bonjol dan tokoh-tokoh yang baru pulang dari Makkah dan mengikuti manhaj salaf, sesuai dengan Islam yang disampaikan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, diwarisi para sahabat, tabi’in, tabi’it tabi’in dan diteruskan ilmunya serta penyebarannya oleh para ulama. Kaum Padri (pimpinan Imam Bonjol) itu mengganti penghulu-penghulu adat dengan qodhi (hakim agama) dan imam. Dengan ini, Imam Bonjol dan jama’ahnya mengubah system social adat. Tapi ini hanya berlangsung 3 tahun. (Sistem Imam Bonjol tentunya system Islam, hukum waris ya cara Islam. Sayangnya, hanya berlangsung 3 tahun, kembali ke adat lagi. Sampai  buku ini ditulis, tahun 2006, walaupun masyarakat Sumatera Barat atau Minangkabau itu beragama Islam, tetapi dalam hal warisan harta orang yang meninggal dunia, memakai cara adat, khabarnya, tidak memakai hukum Islam).

Sesudah 3 tahun itu imam tetap ada, tetapi yang berkuasa adalah penghulu adat, bukan imam.  Tahun 1827, Belanda mulai ikut-ikutan campur tangan. Imam Bonjol mengajak para penghulu adat untuk menentukan sikap. Tetapi para penghulu adat berdebat  sesamanya, ada yang mau perang, ada yang mau menyerah. Imam Bonjol akhirnya pergi – dia tidak kuasa…

Lalu Belanda menipu Imam Bonjol dengan liciknya, yaitu diajak berunding, tetapi ditangkap, 29 Oktober 1837, lalu diasingkan. Mula-mula di Bukittinggi, lalu Cianjur, Ambon, dan Manado. (Lihat Leksikon Islam, Pustaka Azet Perkasa, Jakarta 1988, jilid 2, halaman 561).

[6] (lihat Ensiklopedi Umum, Pringgodigdo, 1977, halaman 444).

[7] K. Van de Maaten, Snouck Hurgronje en de Atjeh Oorlog, Leiden, 1948, hal 95, dikutip Dr Qasim Assamurai, Al-Istisyraqu bainal Maudhu’iyati wal Ifti’aliyah, terjemahan Prof. Dr Syuhudi Isma’il dkk, Bukti-bukti Kebohongan Orientalis, GIP, Jakarta, cetakan pertama 1417H/ 1996M, hal  158.

[8] Dr Ahmad Abdul Hamid Ghurab, ru’yah Islamiyyah lil Istisyraq, terjemahan AM Basalamah, Menyingkap Tabir Orientalisme, Pustaka Al-Kautsar, Jakarta,  I, 1992,  hal 97-98.

[9] Hendrik Kraemer, the Crisitian Message in a non-Christian World, London, 1938, edisi kedua, 1947.

[10] B.J Boland, the Strugle of Islam in Modern Indonesia’s  Gravenhage, 1970, hal 236, dikutip Qasim Assamurai hal 164.

[11] Kraemer, op cit, hal 353, bandingkan Boland,  op cit,  hal 240, no 146, dikutip Qasim, ibid, hal 164.

[12] To:insistnet@yahoogroups.com

            From:”Syahril” <Syahril_CW@cni.co.id  Add to Address Book

            Date:Wed, 12 Apr 2006 17:43:32 +0700

            Subject:[INSISTS] Fw: Tibo pahlawan HAM?


 —– Original Message —–



 Sent: Wednesday, April 12, 2006 9:35 AM


Ya Ibad ~
NOTE : Konten blog ini diluar dari tanggung jawab dari Yayasan Al Mukhlasin 'Ibadurrohman.

Kunjungi pula :
1. Ya Ibad Internasional
2. Facebook Guru Besar Ya Ibad
3. Ya Ibad di Google Plus
0
Komentar
f
Share
t
Tweet
g+
Share
?
Unknown
Sunday, February 24, 2013
Older Posts Home
Subscribe to: Posts (Atom)
YA IBAD :

About Me

Unknown
View my complete profile

Entri Populer

  • Hal-Hal Yang Mungkin Sampeyan Alami Di Bumi Jihad (2)
    Ya Ibad ~ Hidup bersama para pahlawan islam di Jazirah Arab telah membawaku pada banyak sisi nyata tentang bagaimana perang gerilya dila...
  • Berdakwah Tanpa Ilmu
    Ya Ibad ~ Da’wah harus didahului dengan ilmu, karena siapa yang berda’wah tanpa ilmu maka ia akan lebih banyak merusak daripada memperba...
  • Andalusia : Mercu Suar Yang Padam
    Ya Ibad ~ Bagi kebanyakan kaum muslimin hari ini, mungkin lebih mengenal Nama Real Madrid FC dan Barcelona FC daripada Nama Ibnu Rusyd, ...

Labels

  • Syariat
  • BukaMata
  • Tauhid
  • Mujahadah
  • Dakwah Wal Jihad
  • Hisbah
  • Thoghut
  • Tokoh
  • TazkiyatunNafs
  • Meluruskan
  • Sepilis
  • Sekulerisme
  • Konsultasi Spiritual
  • Liberalisme
  • Pluralisme
  • Download
  • Buku Tamu
  • Mukadimah
  • Muktamar Ya Ibad
  • Ya Ibad

Kirim Pertanyaan - Konsultasi

Name

Email *

Message *

Copyright 2013 Ya Ibad - All Rights Reserved
Design by Mas Sugeng - Published by Evo Templates